digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Proyek hemat energi menggunakan teknologi alternatif, bahan bakar dan sistem manajemen untuk mengurangi panas dan konsumsi listrik. Proyek pasokan energi baru dan terbarukan menghasilkan panas dan listrik menggunakan sumber energi yang dibuat dalam periode waktu yang singkat. Kenaikan fenomena ini menjadi menonjol dalam masyarakat modern telah didorong oleh dampak lingkungan mereka yang rendah dibandingkan dengan alternatif berbahan bakar fosil. Namun, ketika mereka matang, teknologi energi yang efisien dan energi baru terbarukan harus menunjukkan tidak hanya manfaat lingkungan mereka tetapi juga daya saing ekonomi mereka. Studi ini berkonsentrasi pada analisis proyek investasi dengan menggunakan pendekatan yang memperhitungkan karakteristik ekonomi, lingkungan, dan energi yang unik dari teknologi yang terbarukan dan hemat energi. Permintaan global untuk proyek pasokan energi dan efisiensi tidak pernah lebih besar. Antara 2012 dan 2025, permintaan energi primer dan listrik diperkirakan masing-masing meningkat 75%, terutama di negara-negara berkembang, sementara di negara maju, perkembangan energi berkelanjutan ke teknologi hemat energi dan rendah karbon diproyeksikan akan terus berlanjut. Tren-tren ini didorong oleh banyak faktor yang sebagian besar tak terhindarkan: populasi global yang tumbuh, meningkatnya kemakmuran, ketidakpastian harga bahan bakar fosil, keamanan kekhawatiran pasokan dan peningkatan kebijakan untuk memerangi emisi gas rumah kaca (GHG) serta pemanasan global. Indonesia melalui PERTAMINA telah berpengalaman dalam sumber energi baru dan terbarukan seperti tenaga angin, fotovoltaik surya, panas bumi, dan pembangkit listrik tenaga air. Masing-masing dari banyak proyek efisiensi energi dan pasokan yang akan terdiri dari investasi ini harus diidentifikasi, diringkas, dimodelkan, dan dinilai secara ekonomis sebelum dapat dibiayai dan diimplementasikan. Dalam studi ini, kami mengambil gambaran singkat untuk merencanakan pembangunan lapangan surya PV dengan kapasitas 50 MW, tujuan investasi proyek ini adalah untuk memenuhi peraturan pemerintah menurut bauran energi primer dari NRE sekitar 23% pada tahun 2025