Daerah penelitian berada di Kecamatan Cigugur, Kabupaten Pangandaran, Provinsi Jawa Barat, dan secara geografis terletak pada koordinat UTM 210500 -
216500 mE dan 9162000 - 9153500 mS (Zona 49S). Daerah penelitian memiliki luas 51 km2. Berdasarkan klasifikasi BMB, daerah penelitian terbagi dalam empat satuan
Geomorfologi, yaitu Satuan Punggungan Kuesta dan Lembah Homoklin Cigugur, Satuan Lembah Antiklin Pagerbumi, Satuan Pegunungan Karst Kertajaya, dan Satuan Dataran Aluvial Cigugur. Secara stratigrafi, daerah penelitian terbagi dalam empat satuan batuan tidak resmi yang terbentuk pada Miosen Awal - Holosen. Satuan tersebut, dari tua ke
muda, adalah Satuan Breksi yang terendapkan pada lingkungan kipas laut dalam bagian atas, Satuan Batugamping terbentuk pada lingkungan neritik dalam (inner
neritic), Satuan Batupasir yang terendapkan tidak selaras pada lingkungan neritik dalam (inner neritic), dan Satuan Endapan Aluvial yang terendapkan di sepanjang sungai Ci Gugur hingga sekarang. Struktur lipatan dan sesar pada daerah penelitian merupakan produk deformasi rezim kompresional berarah utara-selatan yang terbentuk pada Plio-Pleistosen. Hasil observasi hidrogeologi menunjukkan akuifer daerah penelitian memiliki sistem akuifer batuan sedimen dengan jenis akuifer bebas. Akuifer di daerah penelitian mencakup hasil lapukan pada Satuan Breksi, Satuan Batupasir, Satuan Batugamping, dan Satuan Endapan Aluvial. Oleh karena itu, daerah penelitian memiliki potensi sebagai daerah resapan. Jenis air tanahnya segar (TDS 44,8 – 353 mg/L) dengan arah aliran dominan barat daya dan tenggara. Pelarutan mineral karbonat membuat nilai TDS dan pH lebih tinggi di selatan daripada di utara daerah penelitian. Berdasarkan analisis nilai pH dan TDS, dan mengacu pada Permenkes RI No.492/MENKES/PER/IV/2010, air tanah yang layak untuk dikonsumsi berada pada bagian utara daerah penelitian.
Perpustakaan Digital ITB