digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER SHABRINA GHASSANI NIM : 11614040
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 SHABRINA GHASSANI NIM : 11614040
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 SHABRINA GHASSANI NIM : 11614040
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 SHABRINA GHASSANI NIM : 11614040
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 SHABRINA GHASSANI NIM : 11614040
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 SHABRINA GHASSANI NIM : 11614040
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 SHABRINA GHASSANI NIM : 11614040
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA SHABRINA GHASSANI NIM : 11614040
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Penggunaan antibiotik yang bijak harus disesuaikan dengan pola sensitivitas bakteri terhadap antibiotik di ruang perawatan. Upaya tersebut dapat mencegah terjadinya resistensi bakteri terhadap antibiotik. Dipilih unit perawatan intensif (ICU) untuk dibuat pola sensitivitas, karena merawat pasien dengan kondisi kritis sehingga membutuhkan terapi yang cepat, selain itu dipilih ruang rawat inap kelas III karena ruangan yang paling banyak menggunakan antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola sensitivitas dan mengkaji pergeseran sensitivitas bakteri terhadap antibiotik di kedua ruangan tersebut. Penelitian ini merupakan studi observasional menggunakan data dari instalasi laboratorium dengan desain retrospektif pada pasien ICU dan ruang rawat inap kelas III di empat periode (masing-masing periode 6 bulan) dari Januari 2016 –Desember 2017. Bakteri dikategorikan resisten jika nilai persentase sensitivitas antibiotik ≤40%. Untuk mengetahui kebermaknaan pergeseran sensitivitas antiobiotik terhadap bakteri digunakan metode analisis Chi-square (level signifikansi 0,05). Jumlah total sampel yang menunjukkan hasil kultur positif sebesar 530, yang berasal dari berbagai spesimen yaitu sputum, cairan pleura, bilasan bronkus, darah, pus, feses, apus luka, dan apus vagina. Bakteri yang paling banyak ditemukan pada kedua ruangan selama periode penelitian adalah Staphylococcus spp. Pola sensitivitas bakteri terhadap antibiotik dibuat untuk empat periode uji di masing-masing ruangan, diketahui terdapat bakteri yang resisten terhadap antibiotik pilihan pertama, namun masih terdapat antibiotik yang masih sensitif, sehingga antibiotik tersebut dapat direkomendasikan kepada dokter sebagai pilihan terapi. Terjadi pergeseran sensitivitas yang bermakna secara statistik pada bakteri Staphylococcus spp dan Enterobacter cloacae yang berada di ruang ICU dan rawat inap kelas III, terhadap antibiotik pilihan alternatifnya. Kata Kunci: Pola sensitivitas bakteri, Antibiotik, Unit Perawatan Intensif (ICU), Ruang Rawat Inap Kelas III, Rumah Sakit Dr. H. A. Rotinsulu