Penemuan antibiotik memberikan manfaat yang sangat berarti bagi dunia
pengobatan dan kesehatan manusia. Sifatnya yang dapat mencegah pertumbuhan
bahkan mematikan bakteri patogen membuat antibiotik banyak digunakan di
berbagai kegiatan antropogenik, seperti peternakan dan fasilitas kesehatan. Akan
tetapi, penggunaan antibiotik yang tidak rasional telah menyebabkan munculnya
Antibiotic Resistance Escherichia coli (AREc) yang memiliki sifat resisten
terhadap antibiotik. Hal tersebut disebabkan oleh terjadinya pencemaran
lingkungan oleh residu antibiotik. Selain peternakan dan fasilitas kesehatan,
kegiatan antropogenik lainnya yang menyebabkan pencemaran residu antibiotik
adalah proses manufaktur antibiotik pada industri farmasi. Diperlukan adanya
penentuan korelasi kegiatan antropogenik terhadap kelimpahan AREc di
lingkungan. Pada penelitian ini, dilakukan pengembangan metode enumerasi AREc
dengan memanfaatkan deteksi aktivitas intrinsik ?-D-glucuronidase. Diperoleh
adanya hubungan sebab akibat antara kegiatan antropogenik dengan sifat resistensi
AREc yang terdeteksi pada beberapa sampel yang diperoleh. Akan tetapi, terdapat
pula beberapa sampel yang menunjukkan hubungan sebab akibat yang lemah. Hal
tersebut mengindikasikan masih terdapatnya beberapa faktor lain yang
mempengaruhi keberadaan AREc di lingkungan, terlepas dari kegiatan
antropogenik. Selain itu, diperoleh pula korelasi yang sangat kuat hingga lemah
antara parameter oksigen terlarut terhadap jumlah AREc pada sampel dan korelasi
yang kuat hingga lemah antara parameter pH terhadap jumlah AREc pada sampel.
Namun, diperoleh korelasi yang lemah hingga sangat lemah antara parameter
temperatur terhadap jumlah AREc. Hasil yang diperoleh dari metode enumerasi
AREc dengan memanfaatkan deteksi aktivitas intrinsik ?-D-glucuronidase yang
dikembangkan dipengaruhi oleh jumlah AREc serta umur dari AREc yang
terkandung pada sampel yang diuji.