Resistensi antibiotik menjadi isu kesehatan global yang signifikan, dengan
Antibiotic Resistant E. coli (AREc) menjadi patogen yang paling banyak
ditemukan. Penelitian ini menganalisis resistensi E. coli terhadap antibiotik pada
air limbah dari sumber residu antibiotik yakni rumah sakit dan industri farmasi di
DAS Citarum Hulu. Sampel air limbah diambil dari outlet Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) sebelas rumah sakit dan dua industri farmasi, kemudian diuji
menggunakan metode konvensional membran filter dan metode microplate reader
dengan deteksi aktivitas ?-D-Glucuronidase (GUS). Setiap sumber memiliki
efisiensi IPAL yang berbeda dalam menyisihkan total coliform, E. coli, maupun
AREc pada efluen limbah. Hasil penelitian menunjukan variasi yang signifikan
dalam jumlah total E. coli dan AREc di setiap titik sampling, dengan beberapa
sampel menunjukkan tingkat resistensi yang tinggi terhadap beberapa jenis
antibiotik (multidrug-resistant), terutama pada antibiotik jenis amoxicillin,
amoxiclav, dan thiamphenicol. Parameter fisik kimia seperti amonia, COD, dan
BOD memiliki korelasi dengan jumlah AREc yang terdeteksi pada sampel. Tren
resistensi AREc juga berhubungan dengan kualitas kesehatan daerah, namun tidak
berkorelasi dengan kapasitas pelayanan bed rumah sakit. Metode microplate reader
– GUS activity menunjukkan korelasi dengan metode konvensional membran filter,
pada beberapa titik IPAL, menunjukan potensi penggunaan metode dalam
mendeteksi AREc, namun dengan penyesuaian lebih lanjut. Studi ini menunjukan
perlunya penelitian lebih lanjut terkait faktor dan penyebab resistensi antibiotik,
peningkatan pengelolaan dan pengolahan air limbah di rumah sakit dan industri
farmasi untuk mengurangi penyebaran resistensi antibiotik, serta mendorong
pengembangan lebih lanjut dan implementasi metode deteksi aktivitas ?-DGlucuronidase secara lebih luas untuk pemantauan AREc pada air limbah