Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara umum di Indonesia masih sering terabaikan, hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja khususnya di industri. Salah satu industri yang rawan terhadap risiko kecelakaan kerja adalah industri tekstil. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya dan melakukan penilaian risiko kecelakaan kerja sebagai upaya pengendalian dan pencegahan kecelakaan kerja. Penelitian ini terdiri dari empat tahapan proses, yakni studi pendahuluan, pengumpulan data, analisis data, dan tahap kesimpulan dan saran. Metode penilaian risiko dilakukan secara semi kuantitatif dan kuantitatif dengan menggunakan model FINE dan model Robinson, sedangkan pengendalian risiko tertinggi dilakukan dengan teknik kendali mutu (QCC). Hasil penelitian menunjukan bahwa kecelakaan kerja paling sering terjadi pada pekerja laki-laki (84%), pada shift kerja I (pukul 06.00-14.00), dengan kategori kecelakaan ringan (54%), dan paling sering terjadi pada bagian produksi (74%) dengan dominansi kecelakaan kerja terjadi pada departemen Spinning Ring, Weaving, dan Spinning OE. Hasil penilaian risiko baik secara semikuantitatif maupun kuantitatif menunjukkan risiko substansial yang sama, yaitu pada risiko terbentur, terjepit, tertimpa, dan terjatuh. Analisis kuantitatif memberikan hasil yang lebih tajam dibandingkan semikuantitatif dengan skor risiko tertinggi terjadi pada risiko terbentur (79,44%) untuk cidera tangan (53,77%). Hasil implementasi QCC terhadap level risiko prioritas berhasil memberikan pengendalian administratif (pelatihan) bagi pekerja (>70%). Dengan demikian, penelitian ini memperlihatkan bahwa penilaian risiko dapat memberikan input yang lebih baik untuk upaya pengendalian risiko kecelakaan kerja guna meningkatkan kinerja dan produktivitas perusahaan, khususnya dalam mengurangi kecelakaan kerja.
Perpustakaan Digital ITB