digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Mempertimbangkan Undang-Undang berkaitan dengan industri konstruksi Indonesia yang diperbarui, yang menekankan perlunya rantai pasokan yang efisien untuk meningkatkan kinerja jasa konstruksi, penelitian ini mengeksplorasi kelayakan penggunaan Logistik Pihak Ketiga / Third Party Logistic (TPL) di sektor konstruksi bangunan Indonesia. Meskipun TPL telah berhasil meningkatkan proses konstruksi di banyak negara, menerapkannya secara langsung di Indonesia dapat memperburuk masalah logistik karena perbedaan struktural, budaya, dan operasional. Untuk mengatasi kesenjangan pengetahuan ini, penelitian ini meneliti kelayakan mengadaptasi TPL di sektor konstruksi Indonesia dengan mensimulasikan kinerja pemangku kepentingan dalam skenario risiko probabilistik. Dengan menggunakan model hibrida yang menggabungkan Simulasi Peristiwa Diskrit / Discrete Event Simulation (DES) dan jaringan Bayesian, lima kelompok pemangku kepentingan potensial—pemilik proyek, kontraktor umum, subkontraktor, pemasok, dan konsultan manajemen proyek—dinilai sebagai kandidat TPL. Setiap simulasi memperhitungkan ciri-ciri organisasi, profil material strategis, dan ketergantungan risiko. Kinerja dianalisis berdasarkan indikator utama: Perfect Order Fulfillment (POF), Inventory Days of Supply (IDS), Production Flexibility (PF), dan Order Fulfillment Lead Time (OFLT). Temuan menunjukkan bahwa pemasok adalah penyedia TPL yang paling tangguh dan efektif, diikuti oleh subkontraktor. Keduanya menunjukkan kemampuan beradaptasi yang lebih baik, penanganan material yang lebih efisien, dan lebih sedikit risiko yang berjenjang, dibandingkan dengan pemangku kepentingan lainnya. Studi ini menunjukkan bahwa membangun kemitraan logistik berdasarkan peran ini dapat memperkuat stabilitas rantai pasokan konstruksi di Indonesia.