Infeksi saluran kemih (ISK) adalah kondisi terjadinya infeksi pada saluran kemih. Terapi utama
infeksi saluran kemih adalah dengan menggunakan antibiotika. Penggunaan antibiotika yang tidak
rasional menimbulkan resistensi dan meningkatnya biaya pengobatan. Penelitian ini bertujuan
untuk mempelajari rasionalitas penggunaan antibiotik pada pasien rawat inap yang mengalami
infeksi saluran kemih di RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung. Pasien yang menderita ISK dan
menggunakan antibiotik merupakan kriteria inklusi dalam penelitian ini. Rasionalitas penggunaan
antibiotika dianalisis dengan metode Gyssens. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data
rekam medik pasien dari bulan Januari –Desember 2017. Hasil menunjukkan dari 250 rekam
medik, ada 264 resep penggunaan antibiotika. Dari 264 peresepan antibiotika ditemukan 35,2%
resep yang memenuhi kategori 0 (tepat dan rasional), 3,8% kategori IIa (dosis tidak tepat), 3,4%
kategori IIIa yaitu (pemberian terlalu lama), 39,3% kategori IIIb (pemberian terlalu singkat), 15,2%
kategori IVa (tidak tepat pilihan antibiotik karena ada antibiotik lain yang lebih efektif), dan 3%
kategori IVd (tidak tepat pilihan antibiotik karena ada antibiotik lain dengan spektrum lebih
sempit). Jenis mikroba yang menginfeksi dan antibiotika yang sensitif terhadap mikroba di urin
pasien dipelajari dari hasil pemeriksaan laboratorium yang tersedia. Dari 48 hasil pemeriksaan
laboratorium, pada urin pasien ditemukan 52% Escherichia coli sensitif meropenem, 4,1%
Pseudomonas aeruginosa sensitif amikasin, 6,3% Acinetobacter baumannii sensitif amikasin, 2%
Achromobacter xylosoxidans sensitif meropenem, 12,5% Klebsiella pneumoniae sensitif
meropenem, 2% Candida glabrata sensitif imipenem, 8,3% Enterococcus faecalis sensitif
vankomisin, 6,3% Morganella morganii sensitif sefepim, 2% Proteus mirabilis sensitif amikasin,
dan 4,1% Staphylococcus haemolyticus sensitif vankomisin. Berdasarkan analisis Gyssens, maka
penggunaan antibiotika untuk pasien rawat inap di RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung yang
mengalami infeksi saluran kemih masih memerlukan perbaikan lebih lanjut.
Perpustakaan Digital ITB