Penggunaan pestisida tentunya tidak bisa dilepaskan dari kegiatan pertanian untuk memperoleh tanaman yang tahan terhadap gangguan hama. Seringkali para petani kurang menyadari daya racun dari pestisida ini, sehingga dalam melakukan penyimpanan dan penggunaannya tidak memperhatikan segi keselamatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi paparan dermal pestisida dan dampak paparan pestisida pada petani penyemprot yang ditandai dengan peningkatan kadar Antinuclear Antibody (ANA). Penelitian ini dilakukan terhadap petani penyemprot berjenis kelamin laki-laki di Desa Cibeureum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung sebagai sampel terpapar. Sedangkan untuk sampel kontrolnya, dilakukan terhadap petani organik di Cisarua, Kabupaten Bogor. Pengambilan paparan dermal pada petani penyemprot dilakukan pada pagi hari saat petani melakukan aktivitas penyemprotan pestisida menggunakan pad sampling. Pengambilan sampel ANA pada petani penyemprot maupun petani kontrol dilakukan oleh laboratorium tersertifikasi. Dari penelitian ini diperoleh jenis pestisida yang memapari petani adalah organofosfat dengan zat aktif diazionon, fenitrotion, metidation, malation, klorpirifos, paration, dan profenofos dengan konsentrasi berkisar antara 0 – 5,705 mg/L serta pestisida golongan karbamat dengan zat aktif karbofuran, MIPC, dan BPMC dengan konsentrasi 0 – 2,485 mg/L. Konsentrasi tersebut dikonversikan menjadi akumulasi uptake dan diperoleh bahwa uptake berhubungan dengan konsentrasi pestisida (nilai korelasi antara 0,484 – 0,731 dengan signifikansi mendekati 0,000). Dari penelitian ini juga diperoleh bahwa uptake dari diazinon, malation, klorpirifos, serta MIPC mempengaruhi peningkatan kadar ANA petani di dalam darah akibat paparan yang terjadi terus menerus dalam jangka waktu yang lama.
Perpustakaan Digital ITB