Kondisi low flow merupakan kondisi ekstrim pada sungai yang terjadi ketika kapasitas air minimum sehingga beban polutan sungai yang diterima semakin besar sehingga
kualitas air sungai memburuk. Dalam hidrologi digunakan statistik aliran terendah metode hidrologis 7Q10 untuk menentukan low flow bagi pengaturan batas izin pembuangan. Dalam penelitian model dan pengelolaan sungai, indikator kualitas air sungai yang digunakan yaitu oksigen terlarut (DO) dan kebutuhan oksigen niokimia (BOD) memegang peranan penting sebagai alat ukur karena akan mempengaruhi strategi pengelolaan yang akan dilakukan. Pada penelitian ini, dilakukan pemodelan
aliran Sungai Cikapundung menggunakan pemodelan numerik terkomputasi dengan metode jaring saraf tiruan (ANN) sehingga dapat diketahui hubungan low flow dengan kualitas DO dan BOD pada aliran sungai. Simulasi skenario menggunakan algoritma umpan maju-perambatan balik (FFBP) dengan konfigurasi lapisan sebanyak dua lapis dan neuron tersembunyi dengan fungsi transfer tangen-sigmoid (tan-sig) serta purelin pada lapisan kedua. Pemrograman model dijalankan pada perangkat lunak Matlab 2015b
Perpustakaan Digital ITB