COVER FELICIA PENNALI LAWSON NIM : 10714058
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 FELICIA PENNALI LAWSON NIM : 10714058
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 FELICIA PENNALI LAWSON NIM : 10714058
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 FELICIA PENNALI LAWSON NIM : 10714058
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 FELICIA PENNALI LAWSON NIM : 10714058
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 FELICIA PENNALI LAWSON NIM : 10714058
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 FELICIA PENNALI LAWSON NIM : 10714058
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 FELICIA PENNALI LAWSON NIM : 10714058
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 FELICIA PENNALI LAWSON NIM : 10714058
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 FELICIA PENNALI LAWSON NIM : 10714058
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA FELICIA PENNALI LAWSON NIM : 10714058
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Staphylococcus aureus adalah bakteri patogen utama yang menyebabkan berbagai infeksi klinis. Salah
satu infeksi klinis yang sering disebabkan oleh S. aureus adalah infeksi kulit dan jaringan lunak (Skin and
soft tissue infection/SSTI). Pengobatan terhadap infeksi ini semakin sulit dengan munculnya bakteri
Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Oleh karena itu, dicari pengobatan alternatif dengan
menggunakan ekstrak tanaman. Ekstrak kulit buah delima dan daun jambu biji telah lama diketahui
memiliki aktivitas antibakteri terhadap S. aureus dan MRSA. Karena belum ada penelitian yang menguji
aktivitas antibakteri dari kombinasi kedua ekstrak tanaman, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui aktivitas antibakteri dari kombinasi kedua ekstrak terhadap bakteri S. aureus dan MRSA.
Penelitian ini diawali dengan uji pendahuluan aktivitas antibakteri ekstrak dengan menggunakan metode
difusi cakram kertas. Selanjutnya, ditentukan KHM dan KBM dari kedua ekstrak dengan menggunakan
metode mikrodilusi. Pengujian aktivitas antibakteri kombinasi kedua ekstrak dilakukan dengan tiga
metode, yaitu metode difusi cakram kertas, pita kertas, dan checkerboard. Ekstrak kulit buah delima telah
memberikan aktivitas antibakteri yang kuat terhadap kedua bakteri pada konsentrasi 5%, sedangkan
ekstrak daun jambu biji memberikan aktivitas antibakteri yang kuat terhadap bakteri S. aureus dan sedang
terhadap bakteri MRSA pada konsentrasi yang sama. KHM yang dihasilkan oleh ekstrak kulit buah delima
terhadap bakteri S. aureus dan MRSA berturut-turut adalah 512 µg/mL dan 1024 µg/mL. KHM yang
dihasilkan oleh ekstrak daun jambu biji terhadap bakteri S. aureus dan MRSA adalah 1024 µg/mL. KBM
yang dihasilkan oleh kedua ekstrak terhadap bakteri S. aureus dan MRSA adalah > 8192 µg/mL. Aktivitas
antibakteri kombinasi kedua ekstrak terhadap bakteri S. aureus dan MRSA dengan metode difusi cakram
kertas, pita kertas, dan checkerboard memberikan efek sinergis. Dengan demikian, dapat disimpulkan
kombinasi ekstrak kulit buah delima dan jambu biji dapat dijadikan alternatif pengobatan infeksi kulit dan
jaringan lunak.
Perpustakaan Digital ITB