digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Apresiasi dari pasar seni rupa sekunder bagi karya abstrak semakin meningkat di akhir abad ke-20. Di balai-balai lelang Asia, karya-karya abstrak dari Indonesia didominasi oleh karya-karya perupa asal Bandung, salah satunya adalah Umajah Dachlan atau Umi Dachlan (1942-2009). Umi, sosok seniman yang menjadi pokok pembahasan penelitian ini adalah seorang perempuan perupa yang banyak menggarap lukisan-lukisan bergaya abstrak. Setelah belajar di bawah pelukis-pelukis senior di ITB seperti Ahmad Sadali dan Mochtar Apin dari tahun 1961 hingga tahun 1968, ia juga mengikuti studi tekstil di Gerrit Rijweg Academy Holland pada tahun 1977 sampai 1979. Sejak tahun 1972 dirinya aktif berpameran dengan karya-karya yang membuatnya dikenal publik sebagai pelukis abstrak asal Bandung. Penelitian ini berpusat dalam kajian mengenai karya-karya Umi Dachlan dalam pasar seni rupa sekunder. Rumusan masalah penelitian ini adalah perkembangan estetis karya-karya Umi Dachlan sepanjang riwayatnya, sirkulasi karya Umi Dachlan dalam pasar seni rupa sekunder, dan perbandingan segmentasi karya-karya Umi Dachlan dalam pasar seni rupa. Batasan penelitian berlaku pada pasar sekunder berwujud balai lelang, dengan data lelang yang dikumpulkan dari kali pertama karyanya masuk ke dalam sirkulasi lelang tahun 2001 hingga tahun 2018. Metodologi penelitian kualitatif dengan penjabaran deskriptif. Pendekatan ilmu yang digunakan adalah Teori Ikonografi dari Erwin Panofsky, Teori Komoditas Barang Simbolik dari Pierre Bourdieu dan pengembangan konsep Blue Chip dalam pasar seni sekunder. Penelitian ini menyimpulkan bahwa secara konteks menggunakan teori Ikonografi, karya-karya seri matador adalah seri karya dengan konten paling personal dari Umi. Balai lelang di Asia tidak menampilkan semua jenis karya yang pernah dibuat olehnya. Oleh karena keterbatasan peredaran karya tersebut, karya Umi yang dikenal oleh masyarakat melalui pasar sekunder hanyalah karya-karya abstraknya. Seri karya ini pun tidak menampilkan fluktuasi yang stabil secara statistik, maka karya-karya Umi di pasar seni rupa juga tidak dapat diklasifikasikan sebagai karya blue chip.