Pariwisata memiliki dampak ekonomi secara global yang cukup besar bagi Pendapatan Bruto Negara (PBN) yaitu sebesar $ 613 triliun USD atau setara 10,2% dari PBN Dunia (WTTC, 2017). Di Indonesia sektor pariwisata memberikan kontribusi ekonomi hingga $ 80 milyar USD. Kontribusi tersebut lebih besar dibandingkan dengan sektor industri otomotif, pendidikan, perbankan, jasa keuangan, ritel, dan industri kimia (Kemenpar, 2016). Salah satu kontribusi ekonomi pariwisata di Indonesia berasal dari destinasi geopark (Batur, Bali; Rinjani; NTB, Gunung Sewu, Yogyakarta). Di Jawa Barat baru-baru ini telah diresmikan oleh UNESCO Geopark Ciletuh – Pelabuanratu, Sukabumi, yang baru saja diresmikan sebagai situs pariwisata Geopark. Dari hasil observasi lapangan dan wawancara dengan para wisatawan masih banyak hal yang perlu diperbaharui guna meningkatkan kualitas infrastruktur, sarana, dan operasional pelayanan sehingga diharapkan menjadi salah satu daya tarik destinasi wisata, selain dari keindahan alamnya. Salah satu faktor yang dikeluhkan adalah masalah kebersihan khusus pengelolaan sampah di geoarea pantai. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilakukan perancangan sistem operasi pengelolaan sampah untuk menunjang operasionalisasi kepariwisataan di geoarea pantai.
Penelitian ini melakukan dua pengolahan data, bagian pertama menggunakan metode kualitiatif deskritif yang diawali dengan studi komparasi untuk memebentuk parameter pengelolaan geopark. Parameter pengelolaan geopark tersebut digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan pada geopark Ciletuh, kemudian dipilih permasalahan pengelolaan sampah sebagai tujuan penelitian. Bagian kedua merupakan pembuatan solusi permasalahan terpilih, yaitu perancangan sistem operasi pengelolaan sampah yang dimulai dengan pembuatan proses bisnis pengelolaan sampah. Proses bisnis tersebut dijadikan dasar penentuan kebutuhan sumber daya manusia, kebutuhan sarana dan prasarana dan penyusunan SOP (Standar Operasional Prosedur).
Proses bisnis utama pengelolaan sampah geoarea pantai adalah peroses pembersihan pantai, pengangkutan sampah, dan proses pengelolaan Tempat Pembuangan Sementara Terpadu. Didapatkan SDM yang dibutuhkan perharinya sebayak 43 orang yang dibagi menjadi 3 departemen, tim kebersihan pantai 37 orang, tim pengangkutan 2 orang, dan pengelolaan TPST 4 orang. Dipilih peletakan bak sampah setiap 20 meter sehingga dibutuhkan 184 buah bak sampah organik dan 184 buah bak sampah non-organik. Sementara proses pengangkutan sampah menggunakan truk dengan kapasitas 10 ton. Pengeluaran sumberdaya terbanyak ada di proses bisnis pembersihan pantai, pengeluaran sumber daya akan semakin berkurang mengikuti perbaikan tingkat kebersihan area pantai dan kesadaran wisatawan.