Lingkungan sosial luar rumah dan perubahan pola kerja dapat membuat intensitas
interaksi keluarga menurun. Ruang keluarga salah satu ruang yang bersifat publik
di dalam rumah yang dapat digunakan untuk berinteraksi bersama anggota
keluarga. Desain ruang keluarga dalam rumah menjadi hal utama untuk
mendukung cara keluarga berinteraksi dalam menanggapi perubahan sosial
tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis interaksi yang terjadi dan
kaitannya dengan elemen-elemen dan konfigurasi yang berpotensi untuk
mendukung interaksi sosial. Berangkat dari penelitian perilaku yang kerap
diketahui dengan istilah synomorphy, yang berarti cara atau tindakan seseorang
dikoordinasikan atau 'sesuai' dengan fitur fisik atau pengaturan fitur atau objek
dalam suatu setting yang dirancang, diatur, atau ditempatkan sedemikian rupa
sehingga penghuni memperlakukan apa yang ada di dalam fasilitas tersebut.
Metode yang digunakan adalah kualitatif-deskriptif dimana pengumpulan data
menggunakan teknik triangulasi: observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Analisis dilakukan dengan cara mengidentifikasi kecenderungan dari fenomena
interaksi sosial dikaitkan dengan elemen-elemen ruang. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa akses fisik, akses visual, dan furnitur (kursi) menunjang
kegiatan berinteraksi. Namun elemen-elemen tersebut harus diterapkan atas
pertimbangan pemilihan jarak, transisi spasial, pengaturan objek, dan peletakkan
focal point agar proses interaksi dapat berjalan secara berkelanjutan.