Pekon Kenali, yang dahulu berlokasi di lereng Gunung Pesagi dan kini terletak di Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat, memiliki signifikansi historis bagi etnis dan suku Lampung. Kenali adalah pusat adat Kebuayan Belunguh, bagian dari satuan adat Kerajaan Paksi Pak Sekala Brak, dan merupakan keturunan asli dari Kerajaan kuno Sekala Brak. Oleh karena itu, Pekon Kenali memegang peran penting sebagai tempat asal nenek moyang Masyarakat Lampung. Perkembangan arsitektur rumah di Pekon Kenali terjadi seiring waktu, di mana rumah-rumah yang diwariskan secara turun temurun mengalami perubahan sesuai kebutuhan pemiliknya dari generasi ke generasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perkembangan dan karakteristik fisik rumah tradisional di Kenali sebagai ekspresi budaya dan cerminan masyarakat yang menciptakannya. Penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif yang bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Data primer didapatkan melalui observasi dan wawancara, sedangkan data sekunder didapatkan dari berbagai tulisan penelitian terdahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan fisik yang signifikan antara rumah bangsawan dan rumah rakyat. Perbedaan utamanya terletak pada satu unsur bangunan dan dekorasi yang melambangkan kebangsawanan, seperti tihang sangai batin dan dekorasi adat seperti tikhai adat, tutup pakhah, dan dandanan adat saat acara adat. Penelitian juga mengidentifikasi empat ragam karakteristik rumah tradisional di Kenali yang mencerminkan empat periode sejarah di Pekon Kenali. Ragam pertama, yang berkaitan dengan periode sebelum tahun 1900, memiliki rumah berbentuk persegi dengan atap tajug dan minim bukaan pada bagian depan rumah. Ragam kedua, yang berlangsung dari tahun 1900 hingga 1950, menampilkan perbedaan fisik antara rumah bangsawan dan rakyat, dengan rumah bangsawan yang lebih besar dan memiliki fasilitas kebangsawanan seperti bekhanda di bagian depan rumah dan lapang luakh sebelum inti rumah, serta atap berbentuk pelana dari ijuk dan genteng. Ragam ketiga, berlangsung dari tahun 1950 hingga tahun 2000, tidak lagi memperlihatkan perbedaan fisik antara rumah bangsawan dan rakyat, dengan rumah persegi panjang dan atap limasan yang menyerupai rumah limas Melayu. Ragam keempat, setelah tahun 2000, menunjukkan kecenderungan masyarakat untuk kembali menutup bagian depan rumah dengan jendela kayu atau kaca. Karakteristik signifikan rumah tradisional Kenali terletak pada aspek tampilan bangunan yang berbentuk panggung, yang tertutup baik dengan minim atau banyak bukaan, serta bentuk atap tajug maupun limasan. Pada aspek material dan struktur, karakteristik rumah tradisional Kenali berbahan utama kayu dengan sistem konstruksi tumpuk, pasak, dan ikat. Pada aspek spasial, karakteristik rumah tradisional Kenali terletak pada tiga ruang yang selalu ada yaitu bilik kebik, bilik tebelayakh, dan bilik sekhudu sebagai inti/core/DNA rumah tradisional Kenali. Pada aspek ornamen dan ragam hias, rumah tradisional Kenali memiliki hiasan balok utama lantai yang disebut paguk, jendela depan rumah disebut sikapan bulan bacha, dan hiasan pada tiang penopang atap tajug yang disebut culu langi.