digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Perhubungan tahun 2015–2019, pembangunan infrastruktur yakni jalur kereta api menjadi salah satu prioritas yang akan dilakukan di tahun 2015-2019. Salah satu jalur kereta api yang akan dibangun adalah jalur kereta api terowongan XYZ di Provinsi Jawa Tengah. Pembuatan Terowongan ini menggunakan metode New Austrian Tunneling Method yang dibangun dari dua sisi yaitu sisi inlet dan sisi outlet. Untuk menunjang kegiatan siklus pembangunan terowongan, maka dibutuhkan suatu sistem ventilasi untuk menyediakan udara segar bagi para pekerja yang berada didalam terowongan dengan kualitas dan kuantitas yang baik agar akan tercipta kondisi kerja yang aman dan nyaman bagi para pekerja. Tiga fungsi utama pada perencanaan ventilasi bawah tanah adalah untuk memenuhi Quality Control, Quantity Control, dan Temperature – Humidity Control. Peraturan yang digunakan dalam merancang sistem ventilasi terowongan menggunakan KepMen PE No. 555.K/26/MPE/1995. Kebutuhan debit udara berdasarkan jumlah pekerja dan jumlah alat beroperasi pada sisi inlet adalah 18.73 m3/detik sedangkan sisi outlet 21.95 m3/detik. Kandungan gas oksigen dan gas karbon monoksida pada sisi inlet dan sisi outlet masih sesuai dengan peraturan yang berlaku, namun tidak ada penanganan khusus dalam penanganan debu saat kegiatan pemasangan shotcrete sehingga disarankan untuk menggunakan water curtain. Kelembaban relatif dan temperatur efektif pada sisi inlet adalah 91% dan 34 °C , sedangkan pada sisi outlet memiliki rata-rata 85.4%. dan 31.5 °C. Kondisi ini juga tidak sesuai dengan peraturan yang ada. Selain itu, kondisi temperatur efektif didalam terowongan juga akan mempengaruhi efisiensi para pekerja, maka dari itu efisiensi kerja minimum pada area kerja sisi inlet 45% sedangkan pada sisi outlet 66%. Hasil dari simulasi pada perangkat lunak ventsim memberikan rekomendasi untuk sisi inlet dan sisi outlet menggunakan auxiliary fan Korfman AL 12-450 dengan daya 45 kW dan diameter fan 1200 mm.