digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pada musim hujan, sirkulasi angin lokal di cekungan Bandung memiliki pola semidiurnal dengan adanya pengaruh aktivitas konvektif. Namun penelitian sebelumnya memiliki kekurangan. Maka pada penelitian ini dilakukan hal yang serupa dengan penelitian sebelumnya namun dengan menambah titik dan alat observasi yang digunakan. Penelitian ini menggunakan AWS (Automatic Weather Station) yang diletakkan di tujuh titik dari utara sampai selatan cekungan Bandung pada musim hujan. Observasi dilakukan dari 11 Desember 2014 sampai 30 Januari 2015. Hasil penelitian ini memaparkan pola angin anabatik cekungan Bandung pada musim hujan dibagi menjadi tiga kategori, yakni pola di kondisi Konveksi Lemah (KL), Konveksi Kuat (KK), dan Konveksi Kuat disertai dengan kejadian Hujan (KKH). Pada kondisi KL, angin anabatik setelah pukul 12.00 WIB cenderung bergerak ke arah Lembang setelah sebelumnya ada yang bergerak ke arah Lembang dan Banjaran. Hal ini disebabkan oleh bagian utara cekungan Bandung pada musim hujan menerima panas matahari lebih banyak sehingga membuat gradien tekanan di bagian utara menjadi lebih besar. Lalu di kondisi KK dan KKH setelah pukul 12.00 WIB, angin masih bergerak ke arah Lembang dan Banjaran hanya saja untuk kondisi KKH setelah pukul 15.00 WIB angin berubah arah menjadi ke arah Lembang saja. Pada kondisi KK dan KKH ada pengaruh aktivitas konvektif yang kuat di bagian utara dan selatan cekungan Bandung. Maka pada kondisi KL, pola angin anabatik tidak dipengaruhi aktivitas konvektif sedangkan kondisi KK dan KKH dipengaruhi aktivitas konvektif.