Cuaca ekstrem seperti hujan es dan hujan lebat di wilayah bertopografi kompleks
seperti Cekungan Bandung sering dipicu oleh pembentukan sel konvektif akibat
pengaruh topografi, sehingga penting untuk mengkaji dan memahami karakteristik
sel konvektif tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi inisiasi dan
struktur sel konvektif penyebab hujan es dan hujan lebat di Cekungan Bandung
menggunakan simulasi model cuaca numerik WRF-ARW selama periode Februari-Mei 2017. Pemilihan studi kasus didasarkan pada analisis Cumulative
Distribution Function (CDF), Regeneration Index (RegI), dan identifikasi sel
konvektif tunggal menggunakan algoritma pelacak fitur sel awan konvektif
(pyFLEXTRKR).
Hasil dari proses simulasi dan validasi teridentifikasi empat tipe inisiasi sel
konvektif (CI), yaitu: (a) CI Hail (no CP), yang dipicu oleh low-level convergence
disertai konveksi kuat di lapisan isotherm 00C hingga-200C, menghasilkan updraft
kuat (~9.6
11.3 m/s) di lapisan menengah yang mendukung pembentukan deep
moist convection; (b) CI Rain (intersecting CP), dipicu oleh interaksi multiple deep
cold pools dengan udara hangat, menghasilkan strong low-level updraft (~9.3 m/s);
(c) CI Rain (no CP), dipicu oleh low-level convergence dan konveksi lemah,
dengan intensitas updraft yang bervariasi (~5.8
10 m/s); dan (d) CI Rain (isolated
CP), dipicu oleh interaksi single shallow cold pool dengan udara hangat,
menghasilkan weak mid-level updraft (~6.3 m/s). Sedangkan struktur sel konvektif
hujan es dan hujan lebat paling berbeda pada fase matang. (i) Pada fase inisiasi,
semua tipe sel konvektif menunjukkan awal updraft yang signifikan disertai
dominasi rasio cloud water. Namun, sel konvektif yang dipicu oleh cold pool
memiliki dasar awan lebih rendah dan transisi lebih cepat ke fase matang. (ii) Pada
fase matang, sel hujan es memiliki puncak awan tertinggi dan updraft kuat
(13.5
18.6 m/s) di lapisan menengah-atas, updraft rotation signifikan dan rasio
solid hydrometeors yang lebih tinggi. Sebaliknya, sel konvektif hujan lebat
memiliki updraft lebih lemah (8.2-14.4 m/s) di lapisan bawah-menengah dengan
dominasi liquid hydrometeors. (iii) Fase disipasi semua tipe sel konvektif ditandai
oleh melemahnya updraft (0.4-5.7 m/s) dan penurunan total condensate mixing
ratio.
Perpustakaan Digital ITB