Saat ini banyak media komik dan video game yang menjadikan unsur kekerasan di dalamnya
sebagai daya tarik utama, namun hal ini berakibatkan kepada naiknya tingkat kekerasan di
kalangan remaja. Pada umur remaja inilah, siapa pun sangat mudah untuk dipengaruhi. Hal ini
diakibatkan oleh kondisi mental dan lingkungan yang dialami oleh remaja yang mulai berubah
saat remaja tersebut mulai memiliki kesadaran kedewasaan. Ditambah lagi dengan kemajuan
teknologi informasi yang berakibat semakin cepatnya arus informasi yang kadangkala sangat sulit
untuk dikendalikan. Sehingga banyak konten dengan nilai negatif tidak terbendung dan masuk ke
kehidupan sehariāhari kita, terutama nilai negatif dari kekerasan.
Pencak Silat memiliki nilai pengendalian diri yang terkandung di dalamnya yang dinilai mampu
untuk melawan nilai negatif dalam konten kekerasan. Dalam Pencak Silat kebanyakan gerakangerakannya
digunakan untuk melumpuhkan lawan dengan cepat tanpa menimbulkan kerusakankerusakan
lain. Namun hal ini memunculkan pertanyaan akan mengapa seseorang yang
menguasai ilmu silat malah terpaksa untuk tidak menggunakannya demi memegang teguh kode
etik dan prinsip Pencak Silat? Justru orang yang mampu mengendalikan diri ketika dia memiliki
kemampuan bahkan mungkin pembenaran atas tindakannya lah, orang tersebut menguasai
sepenuhnya Pencak Silat, maka Pencak Silat menjadi bela diri yang sebenarnya. Akan tetapi nilai
Pencak Silat yang begitu populer di kalangan pelaku media adalah dari dari sisi kekerasan di
dalamnya baik dikarenakan sangat lakunya di konten tersebut di pasar maupun preferensi dari
pembuat konten itu sendiri. Hal ini juga diakibatkan oleh perkembangan teknologi informasi yang
saat ini kita belum siap untuk menerimanya.
Maka diperlukan suatu upaya untuk melawan arus trend ini yang dibawa oleh kemudahan akses
teknologi dan informasi ini dengan menggunakan media yang sama namun dengan strategi
komunikasi yang efektif. Untuk itu, penulis mengajukan sebuah perancangan komik interaktif
yang memadupadankan teori psikologi remaja pada umumnya dan teori psikologi Locus of Control
oleh Julian B. Rotter dengan pemahaman kaedah dan pengendalian diri dalam Pencak Silat.
Pendekatan narasi manipulatif pun digunakan untuk menempatkan pembaca dalam posisi tokoh
dalam narasi dan memilih bagaimana tokoh tersebut bertindak, sehingga menghasilkan
pengalaman yang lebih dan menghadapkan pembaca terhadap konsekuensi dari pilihan yang
telah mereka buat. Dengan ini, media komik interaktif diharapkan mampu memberikan
pemahaman dan pengalaman yang dapat memberikan persuasi terhadap kalangan remaja akan
buruknya kekerasan.
Perpustakaan Digital ITB