digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Teknologi Informasi berkembang semakin cepat dan telah merambah ke berbagai sektor, salah satunya sektor transportasi. Jalan tol sebagai salah satu modal transportasi untuk melakukan perpindahan orang dan barang telah menjadi infrastruktur utama dalam mendongkrak perekonomian di Indonesia. Jalan tol digunakan oleh berbagai jenis pengguna mulai dari pemilik mobil pribadi hingga kendaraan berat pembawa logistik. Banyaknya pihak yang bergantung kepada jalan tol menimbulkan peningkatan jumlah kendaran secara pesat yang pada akhirnya mengakibatkan permasalahan pada jalan tol itu sendiri. Beberapa ruas jalan tol pada akhirnya perlu menanggung beban lebih dari kapabilitas seharusnya. Kemacetan terjadi di banyak titik jalan tol terutama di pulau Jawa. Standar pelayanan minimum yang perlu dipatuhi oleh penyedia layanan jalan tol menjadi sulit untuk dikejar. Dalam mengatasi permasalahan ini Kementrian Perhubungan darat yang akhirnya diteruskan oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) merencanakan untuk melakukan implementasi Intelligent Transportation System (ITS) terhadap jalan tol di Indonesia dengan harapan ITS ini dapat memberikan keberlanjutan bagi jalan tol sebagai sarana mobilitas pergerakan orang dan barang. Hakikatnya sistem jalan tol merupakan sebuah sistem kompleks karena dalam pengoperasiannya melibatkan lebih dari 30 pihak swasta yang lebih dikenal dengan Badan Usaha Jalan Tol dan juga BPJT sebagai regulatornya. Dalam membangun sistem kompleks agar dapat dikembangkan dan bertahan, dibutuhkan sebuah standar dan kesamaan terminologi sehingga dapat menghadirkan interoperabilitas dalam sistem tersebut. Hal ini dapat dijawab oleh arsitektur sistem seperti apa yang dilakukan oleh negara maju seperti Amerika, Jepang, dan juga Eropa. Sayangnya Indonesia sebagai sebuah negara berkembang belum memiliki standar dan kesamaan terminologi sehingga dapat membantu melaksanakan implementasi ITS secara masif. Kerangka kerja TOGAF 9.1 membantu permasalahan Indonesia dengan menyediakan konsep seperti Enterprise Continuum untuk membantu mengadopsi layanan yang ada pada negara maju secara generik dan mengimplementasikannya dalam bentuk arsitektur ITS untuk jalan tol Indonesia melewati metode pengembangan TOGAF ADM. Dalam melaksanakan perancangan ini perlu dihadirkan pandangan bahwa sistem jalan tol merupakan sebuah enteprise. Arsitektur didefinisikan mulai dari layer bisnis, aplikasi, dan teknologi. Kondisi yang ada sekarang dijadikan referensi untuk membuat analisis kesenjangan dengan arsitektur yang dirancang lewat TOGAF. Dari kesenjangan yang ada dianalisis paket-paket pekerjaan yang perlu dilakukan dan disusun dalam sebuah roadmap yang dibenturkan dengan kondisi dan juga kendala yang mungkin ada di Indonesia.