digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penurunan jumlah pembeli pada pasar tradisional berdampak pada penurunan penghasilan para penjual. Penurunan penghasilan penjual ini secara tidak langsung akan bedampak pada Pemerintah. Lokasi pasar yang kotor dan jauh menjadi salah satu faktor penurunan jumlah pembeli. Oleh sebab itu, pemerintah di Kota Payakumbuh memutuskan untuk membangun sistem pasar tradisional virtual untuk menyelesaikan permasalahan ini. Sistem pasar tradisional virtual ini akan dikembangkan ke dalam tiga subsistem. Pertama, subsistem yang digunakan oleh pembeli. Kedua, subsistem yang digunakan oleh personal shopper. Ketiga, subsistem yang digunakan oleh pemerintah. Subsistem yang menjadi fokus pada tugas akhir ini adalah subsistem yang yang digunakan oleh personal shopper. Subsistem ini berhubungan dengan dua subsistem lainnya. Kebutuhan fungsional pada subsistem ini adalah pengelolaan shopping cart, pengalokasian personal shopper, pengubahan status pesanan serta perhitungan tarif yang dikenakan pada masing – masing pesanan. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan untuk pengelolaan shopping cart maka sebuah shopping cart dikelola oleh seorang personal shopper. Personal shopper yang bertugas mengelola suatu pesanan atau shopping cart dialokasikan dengan menggunakan beberapa metode. Metode yang digunakan antara lain pengalokasian berdasarkan jumlah pesanan yang sudah dialokasikan dan pengalokasian berdasarkan jarak antar pembeli. Algoritma yang digunakan untuk melakukan pengalokasian berdasarkan jarak adalah algoritma clustering K-Means. Setelah pesanan dialokasikan kepada personal shopper dihitung tarif yang harus dibayar oleh pembeli berdasarkan tarif dasar dan jarak yang harus ditempuh oleh personal shopper. Ada tiga buah kesimpulan yang dapat diambil dari tugas akhir ini. Pertama, pengelolaan sumber daya merupakan hal yang sangat penting dalam sistem pasar tradisional virtual yang dikembangkan, karena terbatasnya jumlah personal shopper yang bertugas. Kedua, waktu yang digunakan untuk menjalankan job scheduler harus disesuaikan dengan keadaan suatu wilayah. Ketiga, kemudahan untuk melakukan kostumisasi menjadi penting sehingga sistem dapat menyesuaikan dengan aturan – aturan yang berlaku di suatu wilayah