Wonogiri sebagai salah satu kabupaten di Jawa Tengah, Indonesia, merupakan salah
satu tujuan wisata yang menawarkan begitu banyak atraksi. Sayangnya, semua fasilitas
dan atraksi di Wonogiri masih memerluka perbaikan, seperti hotel contohnya. Hotel –
hotel di Wonogiri perlu perhatian lebih dalam memperbaiki sistem manajemen
kinerjanya. Salah satunya adalah Diafan Hotel. Untuk membantu meningkatkan kinerja
hotel ini, analisis Balanced Scorecard akan diterapkan. Balanced Scorecard digunakan
sebagai tolak ukur tidak hanya dari aspek finansialnya saja tetapi juga dari aspek nonfinansial
melalui empat perspektif: perspektif keuangan, perspektif pelanggan,
perspektif bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Sejak 2014,
kinerja Diafan Hotel tidak meningkat; hal ini ditunjukkan oleh kondisi keuangannya
yang stabil. Manajemen Hotel Diafan tidak pernah menerapkan KPI dalam menciptakan
target perusahaannya. Ketika membuat target, Hotel Diafan menggunakan metode
klasik yang estimasinya didasarkan pada persepsi manajemen, sementara untuk
menentukan KPI banyak hal harus diukur dengan metode yang telah terbukti seperti
metode Balanced Scorecard (BSC) yang membuat KPI lebih realistis dan dapat dicapai
oleh perusahaan selama periode yang ditetentukan. Penelitian ini dimulai dengan
mengumpulkan informasi melalui serangkaian wawancara dengan karyawan yang
dilanjutkan dengan studi pustaka. Selanjutnya data akan diproses sesuai metode
Balanced Scorecard. Dari penelitian tersebut, diketahui bahwa Hotel Diafan berada
dalam matriks internal-eksternal diagram analisis pada sel V (pertumbuhan). Maka,
hotel ini perlu menerapkan strategi pertumbuhan melalui integrasi horizontal. Strategi
ini memiliki 5 sasaran strategis, 16 target strategis, 24 Key Performance Indicators
(KPI), dan 23 inisiatif strategis. Semua ini membentuk sebuah panduan bagi Diafan
Hotel untuk memperbarui sistem manajemen kinerja mereka.
Perpustakaan Digital ITB