digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pasar tradisional sebagai sarana ruang publik memiliki fungsi ekonomi dan menjadi sarana bagi manusia untuk melakukan kegiatan sosial. Perkembangan inovasi transaksi modern kian diminati, keberadaan pasar tradisional dikhawatirkan tidak dapat kompetitif bersaing. Pasar tradisional sebagai sarana ruang publik menjadi pusat terjadinya proses komunikasi dan pertukaran budaya bagi seluruh elemen kegiatan pasar tradisional. Perkembangan inovasi dalam wujud pasar modern memiliki ketertarikan tersendiri sehingga pasar tradisional tidak dapat kompetitif bersaing. Upaya revitalisasi citra pasar tradisional oleh pemerintah Kota Bandung dalam prosesnya perlu memperhatikan aspek-aspek keunggulan yang menjadi jiwa pasar tradisional. Terdapat temuan perbedaan persepsi terhadap proses revitalisasi antara pihak pemerintah dan pedagang pasar tradisional pada saat observasi. Upaya pemerintah merevitalisasi pasar tradisional menjadi tidak sesuai dengan pandangan pedagang terhadap proses tersebut karena banyaknya kebiasaan dan nilai unggul pasar tradisional yang dirasa akan hilang, juga mereka akan kehilangan pembeli yang biasanya membeli pada kiosnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi nilai-nilai keunggulan yang ada di pasar tradisional sehingga dalam proses program revitalisasi melalui pembangunan infrastruktur, nilai-nilai unggul tersebut tidak hilang. Nilai budaya yang dimaksud dapat ditemukan melalui identifikasi keterkaitan antara proses interaksi yang terjadi dengan settings pada lingkungan pasar tradisional dengan pengambilan studi kasus yaitu Pasar Astana Anyar sebagai pasar yang dikelola pemerintah dan Pasar Sumber Hurip yang dikelola oleh swasta. Manusia sebagai faktor utama pada kegiatan pasar dan nilai-nilai interaksi melalui kegiatan pola interaksi ekonomi yang menjadi inti dari kegiatan di pasar tradisional. Kemudian uraian dan analisis ciri yang ada pada setiap pasar tradisional sebagai sarana publik dapat ditemukan kekayaan dan identitas budaya pasar tradisional serta pengaruhnya di masa sekarang. Tata letak penempatan denah pasar tradisional atau settings, jenis dan faktor kios dagang yang mempengaruhi pola komunikasi transaksi di pasar tradisional merupakan faktor yang dapat dijadikan temuan dalam penelitian ini. Fenomenafenomena lain seperti titip barang belanjaan dan objek artefak di pasar tradisional menunjukkan hal yang masih ada dan tidak dapat tergantikan di pasar tradisional yang menjadi ciri budaya pada setiap wilayah keberadaan tradisional tersebut, dalam penelitian ini adalah Budaya Jawa Barat. Kentalnya Budaya Sunda dalam penerapannya di kehidupan sehari-hari terutama komunikasi yaitu dengan Bahasa Lokal Sunda sangat dominan dilakukan oleh seluruh elemen pasar untuk melakukan seluruh kegiatan didalamnya. Berbeda dengan pasar modern yang tidak menggunakan unsur kedaerahan dan menggunakan sistem standrisasi tersendiri dan tidak bersifat lokal. Hal ini menjadi aspek yang signifikan atas kehadiran pasar tradisional yang memiliki keterkaitan satu sama lain dengan kegiatan lokal seperti pengrajin material alam yang ada di sekitarnya seperti bambu dan pedagang pasar tradisional merupakan salah satu konsumen produk kerajinan tersebut untuk dijadikan sarana jual-beli di pasar tradisional. Dengan metode observasi lapangan dan wawancara seluruh elemen pasar serta konsep revitalisasi pasar tradisional Kota Bandung akan ditemukan keterpautan satu sama lain dan kemudian melalui proses analisis kemudian menghasilkan suatu temuan dan dapat ditarik kesimpulan dan menjadi acuan bagi proses penelitian berikutnya baik dalam ranah pasar tradisional, ataupun suatu pelaksanaan baik acara dan pembangunan yang memiliki keterkaitan atas keunggulan nilai yang ada di pasar tradisional. Keberadaan pasar tradisional memaknakan suatu nilai yang tidak hilang dari kehidupan masyarakat. Bukan hanya sebagai commercial space, tapi juga mengandung makna lain melalui komunikasi dan interaksi. Adanya kekayaan budaya lokal sangat kental mutlak berlaku di pasar tradisional, nilai kesederhanaan berbeda dengan pasar modern yang juga menghapuskan interaksi jual beli secara langsung antar manusia sebagai pemeran utama proses transaksi. Keunggulan pada local wisdom merupakan nilai penting lainnya yang terkandung berada di pasar tradisional yang menjadikan pasar tradisional tetap diminati. Tata letak atau settings merupakan hal yang dominan berpengaruh dari keberadaan pasar tradisional. Nilai keunggulan lainnya di pasar tradisional seperti penggunaan kerajinan bambu seperti tampah oleh pengrajin lokal setempat dan digunakan sebagai sarana display pedagang sayuran dan sebagai sarana distribusi yang berkaitan erat dengan produsen kerajinan tersebut yaitu para pengrajin lokal di Jawa Barat sehingga keduanya saling menguatkan. Kemudian hasil penelitian dapat dijadikan rekomendasi kepada Pemerintah Kota Bandung sebagai pemegang kebijakan dan pihak akademisi dengan melihat keunggulan nilai melalui sudut pandang desain dan budaya lokal. Sinergi antara seluruh elemen di pasar tradisional dan pemerintah akan menjadi kesatuan dan mempertahankan keberadaan pasar tradisional dengan nilai unggul yang berpengaruh langsung terhadap budaya sosial yang ada di kehidupan masyarakat Kota Bandung. Sehingga kemudian dalam proses revitalisasi melalui renovasi secara infrastruktur akan tetap dapat memperhatikan nilai-nilai penting yang tidak boleh hilang dari pasar tradisionals yang kemudian dapat dijadikan rekomendasi kepada Pemerintah Kota Bandung melalui PD. Pasar Bermartabat sebagai pemegang kebijakan atas pasar tradisional dengan melihat sudut pandang keunggulan budaya dengan settings penempatan yang perlu diperhatikan agar nilai tersebut tidak hilang, melalui proses awal identifikasi keunggulan nilai budaya pada pasar tradisional di masa modern ini serta sebab-sebab pasar tradisional masih dipertahankan