2009 TA PP ANDI MUHAMMAD RUSLI 1-COVER.pdf
2009 TA PP ANDI MUHAMMAD RUSLI 1-BAB 1.pdf
2009 TA PP ANDI MUHAMMAD RUSLI 1-BAB 2.pdf
2009 TA PP ANDI MUHAMMAD RUSLI 1-BAB 3.pdf
2009 TA PP ANDI MUHAMMAD RUSLI 1-BAB 4.pdf
2009 TA PP ANDI MUHAMMAD RUSLI 1-BAB 5.pdf
2009 TA PP ANDI MUHAMMAD RUSLI 1-PUSTAKA.pdf
Ekstraksi emas umumnya dilakukan dengan teknik-teknik yang berdampak negatif bagi lingkungan seperti ekstraksi dengan bahan sianida atau merkuri. Beberapa teknik pemisahan emas yang umum diterapkan antara lain teknik pra-konsentrasi dengan merkuri, penukaran ion, ektraksi pelarut, dan sianidasi. Teknik ekstraksi yang lebih efisien diperlukan untuk mengantisipasi semakin langkanya bijih emas berkadar tinggi. Dalam penelitian ini, Ekstraksi emas dilakukan dengan teknik Solvent Impregnated Resin (SIR) yang terlebih dulu dilakukan prakonsentrasi emas dari batuan dengan teknik floating menggunakan cairan organik yang mempunyai berat jenis tinggi (bromoform). Sebagaimana diketahui bahwa berat jenis emas jauh lebih berat dibandingkan bromoform, sedangkan batuan silikat berat jenisnya sedikit lebih ringan dari bromoform. Pada penelitian ini juga telah dipelajari dengan menggunakan teknik ekstraksi SIR dengan trioctylphosphine oxide (TOPO) sebagai ekstraktan, dan XAD-4 sebagai support. Keberadaan gugus phosphine oxide yang memiliki pasangan elektron bebas menjadikan TOPO sebagai agen yang mampu menahan ion emas dari larutan yang melalui SIR lebih kuat dibandingkan ion lainnya. Pengukuran kadar emas dilakukan dengan menggunakan Spektrometri Serapan Atom. Dari hasil eksperimen dengan teknik floating diperoleh bijih emas berhasil dipekatkan dari silikat sebanyak 40,67 kali. Kapasitas penyerapan emas oleh SIR sebesar 409,65 ug/gram resin dengan pH optimum 0. Perolehan kembali emas berhasil dilakukan dengan thiourea sebesar 64,83% .
Perpustakaan Digital ITB