Perpustakaan Digital ITB

Kenaikan tarif dasar listrik (TDL) tahun 2002 menuntut PT.PLN (Persero) untuk dapat memperbaiki mutu pelayanan, membuka jaringan baru, serta meningkatkan efisiensi dari waktu ke waktu. Dengan sistem yang ada saat ini, sulit sekali bagi PLN untuk mengembangkan layanannya. Apalagi sistem yang ada telah menimbulkan masalah jumlah loss yang besar (hampir 30%) dan jumlah tunggakan dengan nilai rata-rata 3-4% per bulannya. Di samping itu, PLN dirugikan oleh nilai waktu dari uang karena baru menerima pembayaran 2 bulan setelah listrik dikonsumsi. Produk KALIBER (Kartu Listrik Berbayar)-sistem pembayaran pemakaian daya listrik pra bayar dengan teknologi smartcard- dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang terjadi di PLN. Dengan sistem ini tunggakan akan diminimalisir, aliran kas tidak terlambat (pra bayar), serta pengembangan layanan seperti loyalty dimungkinkan untuk dilakukan. Dari sisi pelanggan, tidak akan ada lagi kesalahan pencatatan kWh-meter listrik yang merupakan komplain terbanyak dari pelanggan. Selain itu pelanggan juga dapat mengendalikan pemakaian energi listrik dengan memonitor konsumsinya kapan saja mereka mau. Target pelanggan KALIBER adalah kelompok residential,bisnis, sosial dan kantor pemerintah dengan nilai rata-rata konsumsi listrik antara Rp.50.000-Rp.10.000.000. Sistem pembayaran menggunakan kartu yang dijual pasaran dengan nilai uang berkisar antara Rp.100.000-250.000. Pelanggan bisa juga membeli dan mengisi ulang kartu di masing-masing UPP dengan nilai uang tertentu. Implementasi proyek KALIBER yang membutuhkan investasi besar menyebabkan PLN harus melibatkan pihak ketiga untuk bekerjasama dengan pola bagi hasil. Tingkat share yang saling menguntungkan adalah sebesar 6,34% untuk investor dari total pendapatan pelanggan KALIBER dengan MARR sebesar 23% (5% diatas bunga bank). Hubungan antara tingkat share minimum untuk investor dengan besarnya IRR yaitu Share = 4,0663 + 0,099 IRR dapat menjadi alat bantu manajemen dalam mengambil keputusan implementasi proyek KALIBER.