digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Arief Lukman Hakim
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

Industri migas di Indonesia dimulai pada awal abad ke-19 melalui pemboran sumur eksplorasi tahun 1871 dengan skema kontrak konsesi area, sejak saat itu berbagai jenis tipe kontrak diperkenalkan seperti kontrak karya dan model kontrak yang paling terkenal yaitu kontrak bagi hasil cost recovery. Pada tahun 2017, pemerintah memperkenalkan skema bagi hasil baru gross split sebagai alternatif untuk perpanjangan blok dan penawaran blok baru dalam rangka meningkatkan bagi hasil dan menghapuskan sistem cost recovery, didapatkan berbagai macam aspirasi yang pro dan kontra, perubahan dilakukan untuk meningkatkan daya tarik dari gross split terhadap cost recovery. Saat ini pemilihan skema bagi hasil terbaik dilakukan berdasarkan perbandingan nilai keekonomiannya, namun tidak banyak penjelasan cara kerja kedua skema tersebut, alasan diterapkannya, kelebihan dan kekurangannya serta dampak terhadap iklim investasi di industri migas yang akan menentukan penerimaan pemerintah dan kontraktor. Model analisa keputusan pemilihan skema bagi hasil terbaik menggunakan causal loop diagram dengan metodologi analisa kualitatif untuk memahami keadaan yang kompleks dari kedua skema tersebut, melalui analisa feedback loops untuk menentukan variabel-variabel penting. Berdasarkan hasil analisa didapatkan sembilan vs sebelas variabel penting (skema bagi hasil cost recovery vs gross split) yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan skema bagi hasil terbaik. Studi kasus terhadap blok Panca dalam mengevaluasi skema terbaik untuk perpanjangan blok, dengan cara membandingkan kedua skema tersebut berdasarkan empat area of interest di dalam blok, yaitu lapangan yang sudah berproduksi, pengembangan lapangan baru, penemuan area baru yang mengandung minyak dan gas dan prospects & leads. Disimpulkan bahwa gross split merupakan pilihan terbaik untuk lapangan yang sudah berproduksi sedangkan cost recovery untuk tiga area of interest lainnya. Berdasarkan hasil evaluasi, direkomendasikan untuk memilih skema bagi hasil cost recovery sebagai pilihan terbaik untuk perpanjangan blok.