digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Icha Efrita Arisiwe
PUBLIC Open In Flipbook Esha Mustika Dewi

Sub-DAS Citepus sebagai bagian DAS Citarum Hulu, yang melintas dari Kota Bandung hingga Kabupaten Bandung adalah salah satu sungai dengan kondisi padat pemukiman dan sering terjadi banjir pada wilayah bantaran sungainya. Wilayah bantaran sungai yang telah dipadati pemukiman mengakibatkan kesulitan dalam pembangunan fisik sungai karena perlu pembebasan lahan, sehingga salah satu upaya dalam penurunan risiko bencana banjir adalah upaya mitigasi bencana. Penelitian ini bermaksud memodelkan dan menganalisis kondisi hidrologi dan hidraulika Sungai Citepus untuk mengetahui tingkat bahaya yang ditimbulkan, menganalisis kerentanan, memetakan risiko dan rekomendasi mitigasi sebagai dasar peningkatan kesiap-siagaan bencana banjir. Metode hidrologi yang digunakan meliputi analisis frekuensi Hydrognomon, pemodelan debit banjir HEC-HMS HSS SCS-CN dan Nakayasu, analisis hidraulika HEC-RAS 1D dan 2D, serta pemetaan QGIS. Validasi model dilakukan menggunakan NSE dan RMSE untuk pemodelan 1D dan IoU untuk pemodelan 2D. Hasil perhitungan debit banjir menunjukkan bahwa metode SCS-CN dipilih sebagai model terbaik dengan nilai NSE 80% dan RMSE 0.071 m. Pada pemodelan banjir 2D, kondisi 1 (muka air Sungai Citarum normal) menghasilkan kesesuaian sebesar 82,84%, sementara kondisi 2 (muka air Sungai Citarum Q20th) memberikan kesesuaian sebesar 81,08%. Kondisi 2 menunjukkan bahwa peningkatan muka air Sungai Citarum memberikan pengaruh terhadap muka air Sungai Citepus hingga ±1.700 meter ke arah hulu pada wilayah Kabupaten Bandung (RW 8 Cangkuang Wetan dan RW 11 Pasawahan). Analisis risiko menunjukkan bahwa pada kondisi 1 luas area berisiko sedang mencapai 141,1 ha dan risiko tinggi 122,71 ha, sedangkan pada kondisi 2 risiko sedang meningkat menjadi 147,27 ha dan risiko tinggi menjadi 122,78 ha. Rekomendasi mitigasi menunjukkan bahwa wilayah terdampak backwater dari Sungai Citarum perlu diarahkan ke lokasi aman seperti Kantor Kelurahan Cangkuang Wetan, sedangkan wilayah lain dapat dievakuasi sesuai elevasi rumah dan potensi kerusakan. Penelitian ini merekomendasikan penertiban bangunan di bantaran sungai, peningkatan kapasitas masyarakat terhadap kesiapsiagaan banjir, serta pemeliharaan rutin Sungai Citepus dan Sungai Citarum.