digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Linda Putri Leksono
PUBLIC Open In Flipbook Ridha Pratama Rusli

Bahan bakar fosil masih menjadi sumber energi yang dominan untuk kegiatan sosial-ekonomi global, tetapi eksploitasi yang terus menerus mendorong penipisan sumber daya dan meningkatkan emisi gas rumah kaca (GRK), sehingga memperparah perubahan iklim. Untuk mencapai target netralitas karbon dalam Perjanjian Paris pada tahun 2050-dan membatasi kenaikan suhu di bawah 2°C, dengan upaya menuju 1,5°C-membutuhkan pergeseran cepat ke pembawa energi rendah karbon. Hidrogen yang diproduksi melalui elektrolisis air yang ditenagai oleh listrik terbarukan telah muncul sebagai alternatif bahan bakar nol karbon terkemuka, terutama untuk sektor-sektor yang sulit didekarbonisasi. Studi ini menggunakan pendekatan life cycle assessment (LCA) untuk mengevaluasi emisi gas rumah kaca dari tiga skenario produksi hidrogen di mana hidrogen digunakan sebagai bahan bakar kendaraan. Ketiga skenario tersebut adalah: (1) produksi hidrogen menggunakan listrik dari jaringan listrik konvensional berbasis bahan bakar fosil; (2) produksi hidrogen menggunakan listrik dari jaringan listrik campuran (teknologi turbin gas siklus gabungan dan fotovoltaik surya (PV)); dan (3) produksi hidrogen menggunakan listrik dari sumber energi terbarukan (teknologi PV surya). Menggunakan OpenLCA dengan basis data ecoinvent, kami mengevaluasi emisi per kilogram hidrogen yang disalurkan sebagai bahan bakar kendaraan. Skenario yang sepenuhnya menggunakan tenaga surya menghasilkan nilai GWP terendah, mengurangi emisi daur hidup lebih dari 95% dibandingkan dengan skenario dasar berbasis jaringan listrik fosil. Skenario hibrida mencapai pengurangan emisi yang bersifat menengah, menunjukkan manfaat dari integrasi energi terbarukan meskipun hanya sebagian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pilihan campuran listrik memiliki pengaruh dominan terhadap jejak lingkungan hidrogen elektrolitik. Temuan kuantitatif ini dapat menjadi panduan bagi pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan industri dalam merumuskan strategi implementasi energi terbarukan dan hidrogen yang efektif untuk mendukung transisi Indonesia dan dunia ke masa depan energi rendah karbon.