COVER Denise Claudia Boedihardjo
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Denise Claudia Boedihardjo
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Denise Claudia Boedihardjo
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Denise Claudia Boedihardjo
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Denise Claudia Boedihardjo
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Denise Claudia Boedihardjo
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Denise Claudia Boedihardjo
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Denise Claudia Boedihardjo
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Pemanasan global yang terus meningkat setiap tahunnya memicu peningkatan suhu
muka air laut. Peningkatan suhu muka air laut memengaruhi berbagai parameter,
terutama tinggi muka air laut. Ketika peristiwa tinggi muka air laut ekstrem
(Extreme Sea Levels/ESLs) terjadi bersamaan dengan peristiwa MHWs, muncul
fenomena yang disebut CHESLs (Concurrent Marine Heatwaves-Extreme Sea
Levels/CHESLs) dengan dampak yang lebih besar. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi peristiwa ESLs dan CHESLs di perairan SETIO (Southeastern
Tropical Indian Ocean), yang mencakup barat Sumatra, selatan Jawa, dan Nusa
Tenggara, selama rentang waktu 1993–2022 (30 tahun). Fokus penelitian adalah
empat lokasi stasiun, yaitu Padang (lokasi A), Cilacap (lokasi B), Prigi (lokasi C),
dan Benoa (lokasi D). Data utama yang digunakan adalah anomali tinggi muka air
laut (SLA) dan anomali suhu permukaan laut (SSTA) yang diperoleh dari satelit
altimetri. Metode analisis yang digunakan adalah metode statistika. Hasil analisis
menunjukkan trend linear positif dari SLA dan SSTA dengan nilai yang bervariasi
di setiap lokasi. Selama periode 30 tahun, ditemukan 21 kejadian ESLs dan 4
kejadian CHESLs di Padang, 16 kejadian ESLs dan 4 CHESLs di Cilacap, 17
kejadian ESLs dan 4 kejadian CHESLs di Prigi, dan 22 kejadian ESLs dan 4
kejadian CHESLs di Benoa. ESLs dominan terjadi ketika monsun Australia aktif
saat periode DJF (45%), fase La Niña (76%), dan N-IOD (40%). CHESLs dominan
terjadi ketika menuju monsun India aktif saat periode MAM (53%), fase La Niña
(76%), dan N-IOD (82%). Pengaruh N-IOD lebih dominan di stasiun Padang.
Sebaliknya, pengaruh La Niña lebih dominan di stasiun Cilacap, Prigi, dan Benoa.
Kejadian ESLs lebih sering ditemukan di wilayah onshore, sedangkan CHESLs
lebih sering ditemukan di wilayah offshore. Total frekuensi kejadian ESLs dan
CHESLs meningkat sebesar 66,7% selama dekade terakhir.