digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Exell Ibrahim Widihartanto
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Exell Ibrahim Widihartanto
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Exell Ibrahim Widihartanto
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Exell Ibrahim Widihartanto
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Exell Ibrahim Widihartanto
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Exell Ibrahim Widihartanto
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 6 Exell Ibrahim Widihartanto
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

PUSTAKA Exell Ibrahim Widihartanto
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

LAMPIRAN Exell Ibrahim Widihartanto
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Kota Jakarta Selatan berada di bawah tekanan pembangunan masif yang berisiko memicu perubahan fungsi lahan secara tidak terkendali. Kondisi ini tidak hanya membahayakan peran ekologis vitalnya sebagai kawasan resapan air, tetapi juga menyebabkan kesenjangan dengan arahan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). Untuk mengatasi tantangan tersebut, penelitian ini bertujuan memprediksi perubahan penggunaan lahan di masa depan dan menganalisis tingkat kesesuaiannya terhadap RDTR. Sebagai sebuah kebaruan, studi ini menerapkan model Cellular Automata-Artificial Neural Network (CA-ANN) pada data penggunaan lahan yang terperinci, bukan sekadar tutupan lahan, sehingga analisisnya lebih tajam dan relevan dengan kebijakan tata ruang. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor pendorong utama perubahan lahan melalui analisis regresi logistik biner yang menemukan bahwa jarak dari jalan dan permukiman adalah variabel paling berpengaruh. Hasil tersebut kemudian menjadi dasar bagi model prediksi spasial yang telah divalidasi dan terbukti memiliki akurasi sangat tinggi untuk memproyeksikan kondisi di masa mendatang. Proyeksi hasil penelitian mengindikasikan adanya potensi ketidaksesuaian dengan RDTR. Sebesar 32,66% dari keseluruhan wilayah diprediksi akan mengalami perkembangan yang menyimpang dari rencana yang telah ditetapkan. Penyimpangan yang terjadi mencakup perluasan kawasan perumahan dan perkantoran yang cenderung tidak terencana, serta pada saat yang sama terjadi penyusutan drastis pada zona perdagangan dan jasa yang seharusnya menjadi prioritas RDTR. Tren ini juga mengidentifikasi risiko keberlanjutan ekologis kota melalui potensi pengurangan luas zona badan air dan kawasan perlindungan setempat. Temuan ini menegaskan bahwa dinamika penggunaan lahan belum sepenuhnya selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan, sekaligus menyumbangkan alat bantu prediksi spasial yang valid bagi pemerintah untuk mendeteksi potensi penyimpangan pemanfaatan ruang secara proaktif dan mengarahkan pembangunan agar selaras dengan visi tata ruang yang telah ditetapkan.