digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Seiring dengan berkembangnya desain struktur bangunan gedung yang semakin tinggi dan struktur jembatan yang semakin panjang di Indonesia mengakibatkan kebutuhan akan elemen struktur yang memiliki kapasitas tahanan yang tinggi dan sustainable semakin meningkat. Penggunaan baja mutu biasa pada elemen struktur ini akan menyulitkan pada proses konstruksi akibat konfigurasi tulangan yang lebih rapat dan padat untuk memenuhi kebutuhan struktur-struktur tersebut. Mengacu kepada SNI 2847:2019, kuat leleh baja tulangan pada sistem seismik khusus masih dibatasi pada 420 MPa, kecuali sebagai pengekang yang diizinkan sampai kuat leleh 700 MPa. Namun jika mengikuti ketentuan dalam ACI 318-19, penggunaan baja tulangan dengan kuat leleh 550 MPa pada sistem seismik sudah diijinkan walaupun masih terbatas pada komponen tertentu. Pada ketentuan dalam AASHTO LRFD Bridge Design Specifications edisi ke-9 tahun 2020, baja tulangan dengan kuat leleh 75 – 100 ksi (520 – 700 MPa) juga sudah diperbolehkan untuk digunakan dalam desain jembatan meskipun masih dibatasi terutama untuk tulangan pada daerah sendi plastis. Masalah umum yang membatasi penggunaan baja mutu tinggi dalam desain struktur adalah permasalahan daktilitas karena batas aktual kekuatan dan daktilitas yang masih belum terdefinisi dengan baik. Selain itu, terdapat permasalahan perbedaan perilaku lekatan atau bond antara beton dan baja tulangan mutu tinggi. Permasalahan inilah yang mengakibatkan penggunaan baja tulangan mutu tinggi masih sangat terbatas penerapannya dalam desain struktur di Indonesia. Karena keterbatasan pengetahuan akan perilaku baja tulangan mutu tinggi, perlu dilakukan pengujian secara eksperimental pada elemen-elemen struktur yang menggunakan baja mutu tinggi untuk memastikan performa daktilitas yang cukup dari elemen-elemen tersebut terutama ketika mengalami gempa besar. Pengujian secara eksperimental dalam penelitian ini dilakukan pada sampel kolom dengan dimensi 750 × 750 × 2200 mm3 yang berada di atas pile cap dengan ukuran 1500 × 1500 × 800 mm3 dengan kuat tekan beton fc’ 40 MPa (K-400) dan kuat leleh baja tulangan fy 550 MPa (BJTS. 550). Pengujian dilakukan dengan memberikan pembebanan siklik searah sehingga didapatkan kurva gaya-deformasi kolom, pola keruntuhan kolom, dan pola tegangan-regangan baja tulangan yang digunakan. Melalui hasil pengujian ini dapat ditentukan bagaimana perilaku degradasi kekuatan baja tulangan akibat pembebanan siklik dan daktilitas kolom dengan baja tulangan BJTS 550. Berdasarkan hasil tersebut dapat ditentukan bagaimana performa seismik elemen kolom persegi dengan baja tulangan BJTS 550.