Abstrak - Hafiz Toya Harly
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Analisis crossing pipa bawah laut untuk proyek CCUS dengan CO? supercritical (tekanan tinggi, suhu moderat) memicu kompresi aksial efektif besar sehingga memperkecil frekuensi natural pipa. Akibatnya, allowable span berkurang dan membutuhkan banyak crossing support yang berimplikasi pada biaya konstruksi. Dengan kombinasi kompresi aksial besar dan getaran VIV dapat mengakibatkan crosswalking, perpindahan lateral crossing pipeline. Studi ini memodelkan kasus crossing pipa X65-PSL 2 12” ketebalan 12.7 mm dengan CRA Clad 3 mm N06625-Alloy, ketebalan concrete coating 25 mm, dan crossing support berupa concrete sleeper pada lingkungan current-dominated menggunakan OrcaFlex. Studi dilakukan dengan uji sensitivitas 4 model time-domain VIV (Milan WO, Iwan–Blevins WO, VT1, VT2) pada fase hydrotest. Serta mengevaluasi parameter fisik tiga fase (instalasi, hydrotest, operasi) terhadap indikator crosswalking. Hasilnya, VT2 dipilih sebagai model utama VIV pada kasus ini; VT1 dan WO sebagai batas model lebih konservatif. Pemilihan VT2 diperkuat dengan Fase hydrotest menunjukkan tujuh mode awal didominasi mode shape in-line >95%, cross-flow baru muncul pada mode ke-8, menandakan lock-in cross-flow kemungkinannya terjadi kecil. Perpindahan lateral puncak di mid-node terbesar pada fase operasi, yaitu 4,43 m. clearance vertikal minimum tetap memenuhi kriteria DNV ?0,3 m pada semua fase. Fase dengan kompresi aksial berkurang menuju ~0 kN ketika post-crosswalking disertai kenaikan frekuensi natural. Von Mises Stress pada tiap fase dalam batas aman, yaitu <0,87·SMYS. Dengan
perubahan fisik yang terjadi post-crosswalking, crosswalking yang terkendali justru menguntungkan karena mereduksi beban kompresi, menjauhkan frekuensi alami dari lock-in, dan memberi peluang optimasi ulang tata letak crossing support.
Perpustakaan Digital ITB