Banyak komunitas di seluruh dunia, berjumlah sekitar empat miliar orang, mengalami kekeringan dan kelangkaan air bersih selama setidaknya selama satu bulan per tahun. Krisis air global akan semakin parah pada tahun 2050. Ketersediaan air terbesar di bumi merupakan air laut yang tidak dapat langsung dikonsumsi langsung karena salinitasnya sangat tinggi. Agar dapat dikonsumsi, dibutuhkan teknologi untuk mengolah air laut menjadi air layak minum. Salah satu teknologi yang umum digunakan adalah desalinasi. Teknologi yang paling umum digunakan saat ini di pabrik desalinasi ai laut berskala besar adalah RO. Meskipun RO adalah solusi terbaik yang tersedia untuk desalinasi air laut berskala besar, sistem RO menunjukkan konsumsi energi yang buruk seiring dengan menurunnya konsentrasi umpa sehingga tidak layak untuk desalinasi daerah terpencil. Selain itu, pabrik RO juga memerlukan investasi modal yang besar dan infrastruktur yang lebih mahal, memakan tempat, serta sulit untuk diperkecil sehingga tidak feasible untuk desalinasi di daerah terpencil. Metode desalinasi yang sedang berkembang adalah metode elektrokimia seperti elektrodialisis (ED) dan turunannya seperti EDI. Proses EDI dapat bekerja pada tekanan rendah dan infrastruktur modul yang tidak rumit. Penambahan resin pada EDI, dibandingkan ED dapat meningkatkan efisiensi penyisihan garam dari 70% hingga mencapai lebih dari 90%. Penelitian ini akan menguji hubungan I-V, hubungan I terhadap penyisihan garam, serta hubungan I terhadap analisis energi pada proses EDI desalinasi air laut. Percobaan akan dilakukan dengan variasi arus dari 0,3 – 10,8A, dilakukan pada desalinasi mode operasi kontinu, perolehan 50%, dan pada laju aliran sebesar 8,05 ml/min
Perpustakaan Digital ITB