digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sisa hasil pengolahan (SHP) merupakan hasil akhir dari pengolahan dimana seiring dengan penurunan kadar bijih yang ada di alam maka volume SHP yang dihasilkan akan semakin meningkat. Selain hanya sebagai limbah, umumnya SHP banyak mengandung material yang berharga. Dalam material SHP timah aluvial terdapat mineral yang dikenal dengan mineral ikutan timah (MIT) dan salah satunya adalah pasir kuarsa. Pasir kuarsa yang diperoleh pada penambangan timah aluvial memiliki kelimpahan kandungan silika yang cukup tinggi, dimana saat ini pasir kuarsa merupakan bahan galian industri yang cukup banyak dimanfaatkan untuk keperluan konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan atau memodelkan kondisi bawah permukaan dan mengestimasi potensi kelimpahan pasir kuarsa yang ada pada SHP timah aluvial. Metode yang digunakan untuk memodelkan bawah permukaan dalam penelitian ini adalah metode Ground Penetrating Radar (GPR) dan metode pemboran. Kedua metode tersebut diintegrasikan dengan bantuan metode geostatistik untuk mendapatkan model bawah permukaan yang optimum dan rinci. Model dan estimasi tonase yang akurat perlu memerhatikan aspek ketidakpastian dan menghindari efek smoothing, di mana analisis aspek tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan teknik geostatistik yaitu simulasi. Salah satu metode simulasi yang ada adalah metode Sequential Gaussian Co-simulation (SGCS). Data pemboran digunakan sebagai variabel primer dan data GPR sebagai variabel sekunder dalam inputan metode SGCS. Data GPR yang didapatkan memiliki resolusi yang cukup baik dalam memetakan kondisi bawah permukaan khususnya dalam penentuan batas antara lapisan SHP dan lapisan bedrock. Hasil simulasi metode SGCS memberikan model geometri SHP yang optimum dan aktual berdasarkan 100 realisasi yang selanjutnya dikelompokkan menjadi 4 kelompok data berdasarkan persentil (P25, P50, P75, dan P90). Kelompok data P50 memberikan korelasi yang sangat kuat serta didukung dengan nilai evaluasi error (ME, MAE, dan RMSE) yang paling kecil terhadap data pemboran. Total estimasi pasir kuarsa yang terdapat pada blok penelitian di Pulau Bangka, yaitu sebesar 23.816.000 m3 sedangkan blok penelitian di Pulau Belitung, yaitu sebesar 26.525.000 m3.