digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Brigita Hasibuan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER - Brigita Hasibuan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I - Brigita Hasibuan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II - Brigita Hasibuan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III - Brigita Hasibuan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV - Brigita Hasibuan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V - Brigita Hasibuan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA - Brigita Hasibuan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN - Brigita Hasibuan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Kota Bandung merupakan salah satu penyumbang emisi karbon yang berasal dari aktivitas transportasi, industri, dan kepadatan penduduk. Keberadaan hutan kota dengan pohon penyusunnya berperan dalam menyerap CO? di udara dan menyimpannya dalam bentuk biomassa dan karbon melalui proses fotosintesis. Dalam mendukung keberlanjutan fungsi ekologis, maka tidak lepas dari aspek kelembagaan yang melibatkan pemangku kepentingan. Potensi pohon sebagai penyimpan karbon dan menyerap CO?, dilakukan dengan metode belt transek dengan plot transek ukuran 60 m x 10 m berjumlah 20 plot transek. Peran pemangku kepentingan dilakukan metode triangulasi yaitu observasi, studi literatur, dan wawancara dengan metode snowball diperoleh 5 informan, serta dilanjutkan dengan analisis 3Rs (rights, responsibilities, revenue) pada setiap pemangku kepentingan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total simpanan karbon pohon Hutan Kota Babakan Siliwangi yaitu sebesar 84,44 ton/ha dengan di dominasi dengan pohon DBH ? 20 cm. Pada penyerapan CO?, Hutan Kota Babakan Siliwangi memiliki kemampuan sebesar 26,56 ton/ha/tahun. Daya serapan tertinggi terdapat pada Samanea saman yaitu 5,93 ton/ha/tahun. Kontribusi dari Hutan Kota Babakan Siliwangi pada pengurangan emisi di Kota Bandung masih tergolong kecil. Pada analisis 3Rs peran pemangku kepentingan menunjukkan pemangku kepentingan sekunder yaitu perguruan tinggi relatif seimbang karena memiliki tanggung jawab yang diiringi dengan revenue. Sedangkan pemangku kepentingan kunci yaitu DPKP dan Bappeda, serta pemangku kepentingan primer yaitu pengunjung, relatif tidak seimbang karena dominasi hak terdapat pada pemerintah tetapi tidak disertai dengan revenue.