digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penerapan Manajemen Perikanan Berbasis Kuota (QBFM) merupakan pendekatan strategis untuk mendorong keberlanjutan ekologi dan ketahanan ekonomi dalam perikanan tangkap. Namun, tantangan seperti tata kelola yang terdesentralisasi, koordinasi pemangku kepentingan yang terfragmentasi, keterbatasan infrastruktur, dan kesenjangan dalam literasi digital menghambat pelaksanaannya yang efektif. Studi ini menggunakan Soft System Methodology (SSM) untuk menganalisis kompleksitas tata kelola dengan mengumpulkan data melalui wawancara, FGD, dan observasi lapangan di area implementasi percontohan. Temuan penelitian ini menyoroti hambatan utama, termasuk inefisiensi birokrasi, penegakan kebijakan yang tidak konsisten, kendala ekonomi, dan resistensi terhadap adopsi teknologi. Sebagai upaya mengatasi masalah- masalah tersebut, penelitian ini mengusulkan model tata kelola kolaboratif yang mengintegrasikan sistem pengelolaan bersama digital untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan inklusivitas. Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya peningkatan kapasitas, investasi dalam infrastruktur digital, dan peningkatan keterlibatan pemangku kepentingan untuk memperkuat mekanisme tata kelola. Dengan menawarkan kerangka kerja tata kelola yang terstruktur, penelitian ini memberikan wawasan yang berharga bagi para pembuat kebijakan dan praktisi yang ingin meningkatkan implementasi QBFM dalam konteks pengelolaan perikanan yang terdesentralisasi, untuk memastikan pemanfaatan sumber daya yang berkelanjutan dan manfaat ekonomi yang adil.