Pada peneltian ini dilakukan perhitungan desain reaktor daya nuklir jenis Reaktor
Cepat Berpendingin Gas (Gas-Cooled Fast Reactor, GFR) modular berdaya kecil
300 MWth berbahan bakar uranium plutonium nitrida (UN-PuN) yang berumur
panjang tanpa pengisian ulang bahan bakar dengan melakukan optimasi dalam
aspek neutronik.
Tujuan dari penelitian ini adalah mendesain reaktor GFR berdaya 300MWth
dengan menentukan komposisi bahan bakar uranium plutonium nitrida,
penambahan aktinida minor, penambahan burnable poison, geometri sel dan teras
reaktor, menentukan fraksi bahan bakar sehingga memiliki waktu refueling 20
tahun dengan ekses reaktivitas (%?k/k) di bawah 1% serta melakukan
pengembangan metode untuk melakukan analisis pada perhitungan neutronik dari
reaktor yang lebih akurat yaitu akan dilakukan proses homogenisasi sel bahan
bakar pada setiap mesh spasialnya (one mesh one cell).
Analisis aspek neutronik menyangkut perhitungan desain dan analisis neutronik
reaktor yang dilakukan dengan menggunakan program SRAC (Standard Reactor
Analysis Code) versi 2006 yang bekerja di bawah Sistem Operasi Linux dengan
menggunakan perpustakaan data nuklir Japanese Evaluated Nuclear Data Library
4.0 (JENDL-4.0).
Pada perhitungan neutronik dilakukan beberapa langkah parameter survei untuk
mendapatkan hasil optimasi yang maksimal. Perhitungan awal yang dilakukan
adalah perhitungan sel bahan bakar (perhitungan Collision Probability Method
Code/PIJ) dengan menggunakan sel heksagonal dan kemudian disusul oleh
perhitungan teras (metoda Multi-Dimensional Diffusion Calculation/CITATION)
dengan menggunakan kode program SRAC2006. Pada perhitungan parameter
survei ini dilakukan beberapa tahap perhitungan. Pada awal perhitungan dilakukan
studi penentuan material bahan bakar, penambahan aktinida minor dan burnable
poison.
Pada studi penentuan material bahan bakar dilakukan beberapa tahapan yaitu
perhitungan dengan menggunakan bahan bakar UN-PuN, dengan plutoniumnya
berasal dari limbah bahan bakar PWR (Pressurized Water Reactor) setelah reaktor
PWR tersebut melakukan burn-up sebesar 33MWd/ton. Ada lima jenis isotop yang digunakan (Pu-238, Pu-239, Pu-240, Pu-241 dan Pu-242) dan sesuai dengan
persentase masing-masing. Uranium yang digunakan menggunakan uranium
alam, dengan komposisi U-235 0,7% dan U-238 99,3%. Pada perhitungan
selanjutnya, bahan bakar plutonium yang digunakan dalam bahan bakar
merupakan campuran dari plutonium limbah PWR dengan plutonium 239 murni.
Setelah itu, bahan bakar plutonium yang digunakan merupakan plutonium limbah
dari PWR yang telah didinginkan (cooling process) selama beberapa tahun.
Penambahan aktinida minor juga dilakukan pada perhitungan. Aktinida minor
yang ditambahkan adalah americium (Am-241 dan Am-243) dan neptunium 237
ke dalam bahan uranium plutonium nitrida guna untuk menurunkan nilai k-eff.
Penambahan aktinida minor ke dalam reaktor bertujuan untuk mengurangi jumlah
aktinida minor di dunia. Aktinida minor merupakan bahan bakar limbah nuklir
atau sering disebut dengan Spent Nuclear Fuel (SNF) yang mempunyai high
toxicity yang tinggi sehingga jumlah SNF perlu dikurangi. Neptunium 237
merupakan aktinida minor dengan persentase paling banyak pada SNF.
Perhitungan selanjutnya yaitu penambahan protactinium 231 sebagai racun
neutron. Penambahan Pa-231 ini dilakukan untuk menurunkan nilai k-eff secara
keseluruhan dan tidak meningkatkan nilai densitas daya rata-rata dan densitas
daya maksimum secara signifikan. Penentuan volume fraksi bahan bakar juga
dilakukan, mulai dari 40% sampai 65% fraksi bahan bakar. Penentuan bentuk
geometri teras reaktor juga merupakan faktor yang penting untuk diperhatikan
dalam melihat profil grafik k-eff dan analisis keselamatan. Ada tiga perbandingan
jenis geometri reaktor yang dilakuakan yaitu berbentuk silinder pancake
(Diameter (D) > Height (H)), silinder balance (D=H) dan silinder tall (D
Perpustakaan Digital ITB