Aktivitas perekonomian sangat bertumpu pada ketersediaan energi, salah satunya
Bahan Bakar Minyak (BBM). BBM jenis Pertalite mengandung senyawa hidrokarbon
aromatik volatil, yaitu benzena, toluena, etilbenzena, dan xilena (BTEX) dengan
konsentrasi hingga 15,825% dengan benzena bersifat karsinogenik. Dalam upaya
pemenuhan kebutuhan BBM nasional, tumpahan pada proses produksi dan distribusi
berpotensi mencemari tanah sehingga diperlukan pemulihan lahan terkontaminasi
Pertalite. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jenis oksidator sebagai
pre-treatment pada pemulihan lahan terkontaminasi Pertalite terhadap efisiensi
degradasi BTEX serta memilih jenis oksidator terbaik untuk dilanjutkan dengan
bioremediasi. Dalam penelitian ini digunakan variasi jenis oksidator hidrogen
peroksida, kalium persulfat, dan kalium permanganat dengan konsentrasi 1% sebagai
agen pre-treatment chemical oxidation. Variabel yang dipertimbangkan meliputi
efisiensi degradasi dan laju penyisihan BTEX. Tanah uji berjenis sandy loam dengan
konsentrasi BTEX awal 0,3-0,5%, total fosfat 218,772 mg/kg, total nitrogen 621,739
mg/kg, dan pH 7. Penelitian yang dilakukan menunjukkan hidrogen peroksida 1%
dapat mendegradasi kontaminan BTEX hingga 54% dalam 7 (tujuh) hari dengan laju
degradasi 0,11/hari dan dipilih untuk dilanjutkan ke tahap bioremediasi. Pada akhir
penelitian, kondisi reaktor menunjukkan pH akhir 7, kadar air 22%, total fosfat 198,5
mg/kg, total nitrogen 931,057 mg/kg, dan total bakteri 9,03 log CFU/g-tanah. Rasio
C:N:P akhir bioremediasi mencapai 100:7:1 yang berkontribusi dalam meningkatkan
efisiensi degradasi BTEX. Secara keseluruhan, bioremediasi yang didahului pretreatment CO melalui penambahan hidrogen peroksida 1% menghasilkan efisiensi
degradasi BTEX hingga 72% dalam 28 hari dengan efisiensi dan laju degradasi
tertinggi secara berturut-turut terjadi pada fraksi benzena > toluena > etilbenzena >
total xilena.
Perpustakaan Digital ITB