Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Keselamatan kerja merupakan aspek yang sangat penting untuk diperhatikan pada industri
manufaktur yang memiliki berbagai jenis risiko bahaya dan kecelakaan. Salah satu bentuk
pencegahan yang dilakukan adalah dengan melakukan pelatihan keselamatan. Kendala yang
dihadapi saat ini adalah masih terbatasnya media penyampaian dari pelatihan keselamatan
yang sering kali belum cukup representatif dan menggambarkan situasi nyata. PT Motiolabs
Digital Indonesia sebagai perusahaan pengembang perangkat lunak dan teknologi digital
berusaha menjawab tantangan tersebut dengan mengembangkan pelatihan keselamatan
berbasis virtual reality untuk para pekerja manufaktur. Pelatihan keselamatan yang dilakukan
dikembangkan saat ini berupa prototipe pelatihan keselamatan terkait penggunaan alat
pelindung mata pada pekerja manufaktur. Penelitian dilakukan untuk mengukur efektivitas
prototipe pelatihan keselamatan berbasis virtual reality dan dibandingkan dengan pelatihan
keselamatan berbasis video. Penelitian juga mengukur tingkat usability prototipe serta
mengukur beban kerja mental pengguna saat menjalani pelatihan keselamatan berbasis virtual
reality.
Penelitian terdiri dari evaluasi prototipe modul keselamatan yang dilakukan berdasarkan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Evaluasi dilakukan dengan eksperimen between-subject
pada 24 responden dengan 12 responden pada setiap kelompok. Kelompok pertama
mendapatkan pelatihan keselamatan berbasis virtual reality sementara kelompok kedua
mendapat pelatihan keselamatan berbasis video. Kedua kelompok responden mendapatkan
pelatihan keselamatan tentang penggunaan alat pelindung mata pada lingkungan manufaktur.
Dilakukan pengukuran performansi, beban kerja mental, dan penilaian tingkat usabaility pada
setiap responden. Performansi diukur dengan pengerjaan pre-test dan post-test oleh
responden. Beban kerja mental diukur secara subjektif menggunakan NASA-RTLX dan
secara objektif menggunakan Heart Rate Variability (HRV). Usability diukur secara kualitatif
menggunakan Retrospective Thinking-Aloud (RTA) dan secara kuantitatif dengan kuesioner
System Usability Scale (SUS) dan kuesioner Virtual Reality System Usability Questionnaire
(VRSUQ).
Penelitian mengungkapkan bahwa metode pelatihan berbasis VR dan video tidak memiliki
perbedaan signifikan dalam hal performansi responden. Sementara pada aspek beban kerja
mental, responden dengan metode pelatihan berbasis VR terbukti mengalami tingkat stres dan
beban kerja mental yang lebih tinggi. Pada pengukuran usability tidak ditemukan perbedaan
signifikan pada tingkat usability kedua metode. Berdasarkan temuan pada penelitian yang
telah didukung pengujian secara statistik tersebut, perlu dilakukan evaluasi usability pada
metode pelatihan VR untuk memberikan pengalaman usability dan tingkat performansi yang
lebih baik. Kemudian disusun 11 rancangan perbaikan yang disusun berdasarkan hasil
kuesioner usability serta masukan partisipan pada RTA. Perbaikan yang dirancang juga
disusun dengan mempertimbangkan usability heuristic.
Perpustakaan Digital ITB