Abstrak - Nabilan Bana Fatin
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Pulau Saparua di Kabupaten Maluku Tengah merupakan biodiversity hotspot yang
termasuk ke dalam area Coral Triangle dan bagian dari Kawasan Konservasi
Perairan Kepulauan Lease. Pulau ini menjadi habitat yang penting bagi berbagai
fauna laut, terutama ikan yang berasosiasi dengan terumbu karang. Penelitian
sebelumnya telah menunjukkan bahwa konektivitas antara mangrove dan terumbu
karang memberi efek positif terhadap kelimpahan dan keanekaragaman ikan karang
di daerah konservasi. Namun, efek konektivitas terhadap komunitas ikan karang
bersifat region-specific sehingga diperlukan kajian efek konektivitas mangrove dan
terumbu karang terhadap komunitas ikan karang di Pulau Saparua. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis hubungan antara konektivitas mangrove dan terumbu
karang terhadap kelimpahan dan komposisi komunitas ikan karang pada tiga
mozaik habitat yang berbeda, yaitu mozaik dengan mangrove, padang lamun, dan
terumbu karang yang berdampingan (MSR/mangrove-seagrass-reef); padang
lamun dan terumbu karang yang berdampingan (SR); serta terumbu karang yang
terisolasi (R). Komunitas ikan karang diamati menggunakan metode Underwater
Visual Census (UVC) dan tutupan bentik diamati menggunakan metode Point
Intercept Transect (PIT) sebanyak masing-masing tiga kali pada empat stasiun di
bulan Februari 2025. Data dianalisis dengan metode PERMANOVA diikuti uji post
hoc Pairwise Adonis, Non-metric Multidimensional Scaling (NMDS) diikuti uji
post hoc PERMANOVA, dan Similarity Percentage (SIMPER). Berdasarkan hasil
pengamatan, didapatkan total 97 spesies dalam 24 famili ikan karang, dengan
kelimpahan total 2016 individu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konektivitas
mangrove-karang memberikan efek positif yang signifikan (p-value<0,01) terhadap
kelimpahan ikan karang, tetapi dengan nilai R2 25,6%. Kombinasi variabel
konektivitas, tutupan karang, dan habitat mozaik menunjukkan hasil yang
signifikan dan menjelaskan 58,7% variasi (p-value<0,01, R2 58,7%). Komposisi
ikan karang pada mozaik MSR dan SR, serta MSR dan R menunjukkan perbedaan
signifikan (p-value<0,05), sedangkan komposisi ikan karang pada SR dan R tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hasil ini mengindikasikan bahwa
keberadaan dan kedekatan jarak antara mangrove dan terumbu karang dapat
memfasilitasi komposisi spesies yang berbeda dibandingkan habitat terumbu
karang yang terisolasi. Hal ini dapat disebabkan oleh fungsi mangrove sebagai
habitat nursery bagi spesies ikan yang mengalami migrasi ontogenetik (Lutjanus
fulvus, L. semicinctus, Cephalopholis boenak, dan Diploprion bifasciatum), dan
refugia bagi spesies ikan mangsa (Dascyllus aruanus, Chromis viridis, dan
Dascyllus reticulatus). Selain itu, mangrove juga dapat meregulasi mikroklimat di
terumbu karang yang berdampingan dengan mangrove sehingga berpotensi
meningkatkan tutupan karang di sekitarnya, yang menjadi habitat bagi berbagai
ikan karang. Dengan demikian, konektivitas mangrove dan terumbu karang harus
dipertahankan karena akan memengaruhi kelimpahan dan komposisi komunitas
ikan karang.
Perpustakaan Digital ITB