Indonesia, sebagai negara beriklim tropis, memiliki potensi energi surya yang
signifikan, namun menghadapi tantangan dalam efisiensi sistem fotovoltaik (PV)
akibat temperatur lingkungan yang tinggi. Sistem pendinginan pasif dengan heat
sink muncul sebagai solusi potensial untuk menurunkan temperatur operasi panel
PV melalui peningkatan disipasi panas, sehingga dapat mencegah penurunan
efisiensi. Penelitian ini mengkaji kelayakan penerapan sistem pendinginan heat sink
dalam meningkatkan efisiensi PLTS Bali Timur berkapasitas 25 MWp. Studi kasus
ini menggunakan pendekatan berbasis simulasi pada perangkat lunak ANSYS dan
PVsyst untuk mengevaluasi kinerja tekno-ekonomi pada PV konvensional dan
sistem dengan pendinginan heat sink. Implementasi pendinginan heat sink mampu
menurunkan temperatur modul PV sebesar 4,187°C dan meningkatkan efisiensi
sebesar 0,26%. Hasil analisis energi menunjukkan peningkatan produksi energi
tahunan menjadi 46.261 MWh/tahun dibandingkan dengan 45.813 MWh/tahun
pada sistem konvensional. Secara ekonomi, metode ini layak diimplementasikan
dengan Net Present Value (NPV) Rp 182 miliar dan Payback Period (PP) selama
14,6 tahun. Sementara itu, nilai Levelized Cost of Electricity (LCOE) mencapai Rp
726/kWh, lebih tinggi dibandingkan Rp 639/kWh pada sistem konvensional.
Penelitian ini membuktikan bahwa implementasi sistem pendinginan heat sink pada
PV merupakan langkah strategis dalam meningkatkan efisiensi PLTS dengan tetap
memperhatikan trade-off dengan faktor finansial.
Perpustakaan Digital ITB