abstrak_ Rafi Fadhlan Nazhif [13321016]
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab II
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab II
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab III
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
DAFTAR PUSTAKA
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Industri pengolahan susu sapi perah memerlukan sistem Milk Cooling Unit (MCU)
yang efisien untuk menjaga kualitas susu segar, namun konsumsi energinya yang
tinggi masih bergantung pada pasokan listrik konvensional. Penelitian ini bertujuan
untuk mengevaluasi potensi implementasi strategi pemangkasan beban puncak
melalui integrasi sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) hibrida 41 kWp
dan Sistem Baterai Penyimpan Energi (SBPE) 51,2 kWh yang sudah terpasang
dengan beban MCU di KSU Karya Nugraha Jaya. Metodologi penelitian
menerapkan pendekatan kuantitatif, dimulai dengan pemodelan profil konsumsi
energi untuk 7 unit Bulk Milk Cooler (BMC). Karakterisasi beban ini dilakukan
berdasarkan data baseline lapangan dan studi literatur yang mencakup dua fase
operasional utama, yaitu pendinginan intensif dan pemeliharaan suhu. Selanjutnya,
simulasi performa sistem terintegrasi dilakukan menggunakan perangkat lunak
PVSyst dengan menerapkan algoritma manajemen energi berbasis prioritas untuk
mengevaluasi efektivitas strategi yang diusulkan.
Hasil pemodelan menunjukkan profil beban MCU memiliki karakteristik puncak
ganda yang signifikan, dengan total konsumsi energi tahunan mencapai 69.443
kWh/tahun. Ditemukan bahwa fase pendinginan intensif berkontribusi besar dalam
konsumsi energi keseluruhan siklus, mencakup 93,57% dari total konsumsi energi
per siklus. Sistem PLTS 41 kWp yang dianalisis mampu memproduksi energi
sebesar 65.329 kWh/tahun. Integrasi beban MCU secara signifikan meningkatkan
performa sistem PLTS, yang terlihat dari peningkatan Performance Ratio (PR) dari
kondisi baseline yang hanya 19,32% menjadi 76,64% pada skenario terintegrasi,
yang mengindikasikan utilisasi energi yang jauh lebih optimal. Evaluasi integrasi
menunjukkan sistem PLTS-SBPE mampu memenuhi 66,26% dari total kebutuhan
energi gabungan. Implementasi strategi pemangkasan beban puncak terbukti sangat
efektif, dengan potensi mereduksi beban puncak hingga 80,79% pada kondisi
produksi energi optimal. Peran SBPE menjadi penting, terutama dalam mereduksi
puncak beban kedua (sore hari) hingga 45,92%, dengan tingkat Self-Consumption
(SC) energi keseluruhan mencapai 55,3%.
Implementasi sistem ini menunjukkan dampak positif pada potensi penghematan
biaya operasional yang mencapai Rp 56.054.268/tahun dan potensi reduksi emisi
karbon sebesar 49,07 ton CO?e/tahun. Penelitian ini membuktikan bahwa strategi
manajemen energi berbasis prioritas yang didukung SBPE dapat menjadi sebuah
solusi untuk mengoptimalkan pemanfaatan energi terbarukan, mendukung transisi
energi berkelanjutan, serta meningkatkan efisiensi dan kemandirian energi pada
industri pengolahan susu.
Perpustakaan Digital ITB