abstrak_ Nugraha Nurcandra Novianto [13320079]
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab II
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab III
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
DAFTAR PUSTAKA
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Indonesia memiliki luas perairan laut sebesar 6,4 juta km2 dengan potensi sumber daya ikan mencapai 12,011 juta ton per tahun (KKP, 2022). Jawa Barat, yang terletak di antara WPPNRI 712 (Laut Jawa) dan WPPNRI 573 (Samudera Hindia), khususnya wilayah utara seperti Indramayu, Cirebon, dan Subang menjadi salah satu pusat produksi ikan laut terbesar yang berperan penting dalam ketahanan pangan sekaligus ekspor. Namun, studi kasus di Desa Blanakan, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat menunjukkan bahwa meskipun tangkapan ikan laut melimpah, harga sering jatuh karena tidak adanya ruang penyimpanan dingin yang memadai. Padahal ruang penyimpanan dingin berpotensi memperpanjang masa simpan, menjaga kesegaran, dan menjaga nilai ekonomi hasil tangkapan baik mentah atau yang sudah diolah.
Ruang penyimpanan dingin berdaya pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) menjadi salah satu solusi alternatif. Namun, penerapannya menghadapi sejumlah permasalahan yang perlu dianalisis, yaitu: ketidakpastian besarnya beban pendinginan; kemampuan sistem menjaga kestabilan suhu dan kelembapan ruang; seberapa besar energi yang dapat diproduksi PLTS dalam kondisi aktual; kemampuan charge-discharge baterai dalam menopang operasi pendinginan; serta kemampuan PLTS untuk memenuhi kebutuhan energi pendinginan harian secara berkelanjutan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban pendinginan sangat dipengaruhi oleh kuantitas ikan dan suhu akhir ikan yang diinginkan, kemudian suhu ruang penyimpanan dingin relatif stabil setelah melewati fase cooling time dan stabilisasi. Produksi energi PLTS bergantung pada intensitas radiasi matahari harian, sementara konsumsi energi mengikuti kebutuhan pendinginan. Pola charge-discharge bergantung pada produksi dan konsumsi harian, perlu penyesuaian beban pendinginan agar proses charge terjadi dan keberlangsungan operasional ruang penyimpanan tetap terjaga di malam hari. Ruang penyimpanan dingin dapat diandalkan namun belum bisa sepenuhnya mandiri karena ketergantungannya pada matahari dan keterbatasan kemampuan dari keseluruhan sistem.
Perpustakaan Digital ITB