digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pada tahun 1896 untuk pertama kalinya R. Aria Wiria Atmaja mendirikan Koperasi untuk membantu para pegawai yang semakin menderita karena jeratan hutang rentenir. Koperasi hadir untuk memberi kesejahteraan bagi anggotanya, salah satunya dengan memberi pinjaman lunak. Anggota koperasi sendiri adalah pengguna jasa dari Koperasi, termasuk para pelaku UKM yang tergabung dalam suatu Koperasi. Koperasi membantu untuk mengembangkan UKM, sedangkan UKM berkontribusi pada ekonomi nasional dan berperan juga penyerapan tenaga kerja. Pada tahun 2003 tercatat UKM telah mampu menyerap 79,03 juta tenaga kerja dan berkontribusi 56,7 persen terhadap PDB. Namun ironinya tercatat 40% koperasi tidak aktif di tahun itu dan banyak koperasi yang berangsur tutup, termasuk Koperasi Suka Mulya. Melihat masalah tersebut peneliti bermaksud untuk meneliti akar masalah dari tutupnya Koperasi Suka Mulya. Selanjutnya dari akar masalah tersebut dikaji alternatif solusinya sehingga bisa menjadi pembelajaran bagi Koperasi itu sendiri, pelaku UKM (anggota Koperasi), Dinas Koperasi dan UKM, serta beberapa koperasi yang mati suri. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan pengamatan mendalam terhadap kasus. Data primer diperoleh dari wawancara secara mendalam bersama para stakeholder. Situational Appraisal pada teori Kepner Tregoe digunakan untuk menggambarkan situasi permasalahan pada saat itu, Current Reality Tree teori digunakan untuk menemukan akar permasalahan, dan Conflict Resolution Diagram digunakan untuk mencari solusi dari masalah inti yang ditemukan. Ada 3 akar masalah yang terdapat pada penelitian ini yaitu ketidakprofesionalan pengurus, rendahnya tingkat pendidikan, dan peraturan pemerintah. Ketidakprofesionalan pengurus menjadi masalah utama karena telah membawahi 70% undesired effect (akibat yang tidak diharapkan). Selanjutnya rekomendasi yang disarankan adalah dengan mengadakan pelatihan kepemimpinan, mempekerjakan pengurus yang bukan dari perajin boneka, atau bergabung dengan Koperasi Muttaqien.