Blok Rokan yang terletak di Riau, Sumatra merupakan salah satu wilayah produksi
minyak dan gas bumi darat (onshore) utama di Indonesia dimana Lapangan Jasmine
menyumbang lebih dari 30% dari aktivitas pengeboran sumur baru setiap tahunnya.
Sejak tahun 2022, Blok Rokan menggandeng dua kontraktor rig pengeboran yaitu
PT ARJ dan PT ACS melalui kontrak beberapa tahun untuk menyediakan layanan
dan peralatan pengeboran. Namun, sepanjang periode 2022 hingga 2024 kedua
kontraktor mengalami penurunan kinerja yang konsisten sebagaimana ditunjukkan
oleh peningkatan Waktu Tidak Produktif (Non-Productive Time/NPT).
Ketidakefisienan ini menyebabkan kerugian finansial yang diperkirakan mencapai
sekitar USD 3.750.000 selama tiga tahun atau sekitar USD 3.400 per hari akibat
waktu henti operasional.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi akar penyebab penurunan kinerja
tersebut dan mengusulkan tindakan perbaikan yang efektif. Pendekatan metode
campuran (mixed-methods) digunakan dengan menggabungkan wawancara
terstruktur bersama para pemangku kepentingan utama serta penyebaran kuesioner
berskala Likert guna mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif. Alat analisis
seperti Diagram Fishbone dan Current Reality Tree (CRT) digunakan untuk
mengidentifikasi isu-isu utama termasuk pemeliharaan preventif yang tidak
memadai, perilaku awak kerja yang buruk dalam penanganan peralatan,
komunikasi yang tidak efektif, kurangnya rasa tanggung jawab, kesenjangan
keterampilan dan tingkat pergantian personel yang tinggi.
Untuk memprioritaskan strategi perbaikan, metode Analytic Hierarchy Process
(AHP) diterapkan. Hasil analisis menunjukkan bahwa penguatan pengawasan oleh
klien (skor: 0,6617) dan peningkatan program pelatihan (skor: 0,1768) merupakan
solusi paling berdampak. Sebuah skenario implementasi diajukan berupa
pembentukan tim pemantau CCTV khusus, pemasangan sistem pengawasan serta
penugasan staf senior di lapangan untuk memastikan pengawasan yang
berkelanjutan dan meningkatkan kinerja kontraktor.
Perpustakaan Digital ITB