digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak -Santa Maria Michael Abadi
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Seiring berkembangnya teknologi, telah banyak diajukan konsep desain dinding berangkai yang ramah lingkungan, dalam artian mudah dan murah untuk diperbaiki setelah terjadi kerusakan pada elemen strukturalnya. Salah satunya adalah konsep penggunaan replaceable coupling beam (RCB) yang terbuat dari baja struktural. Studi ini bertujuan untuk membandingkan performa seismik dinding geser berangkai beton bertulang dengan balok perangkai beton bertulang yang ditulangi secara diagonal (diagonally reinforced coupling beam, DCB) dan RCB. Dua buah model matematik 3D yang merepresentasikan gedung 12 lantai di Jakarta dengan kelas situs tanah sedang (SD) dikembangkan menggunakan bantuan perangkat lunak CSI ETABS v.22.6 sebagai objek studi. Dinding geser berangkai yang dimuat pada arah-X masing-masing bangunan menggunakan sistem ganda “reinforced concrete ductile coupled walls” (RC-DCW) ASCE 7-22 dan “dinding geser baja dan beton komposit khusus” (hybrid coupled shear wall, HCW) SNI 1726:2019. Desain preskriptif model menggunakan metode analisis spektrum respons ragam SNI 1726:2019 dan evaluasi nonlinear model menggunakan metode nonlinear static procedure (NSP) ASCE 41-17. Elemen struktural didesain berdasarkan ACI 318-19 dan AISC 341-22. DCB didesain untuk mencukupi kebutuhan gaya geser ultimit pada level gempa desain. RCB yang tersusun dari dua elemen penting, yaitu link yang terkontrol geser dan embedded beam didesain menggunakan prinsip desain kapasitas sehingga kelelehan balok perangkainya terpusat pada shear link, selayaknya eccentrically braced frame (EBF). NSP menunjukkan bahwa seluruh balok perangkai, baik DCB dan RCB dapat leleh pada level gempa desain (BSE- 1N). Adapun kelelehan RCB dapat dipusatkan pada link dan embedded beam terjaga tetap elastik bahkan hingga level gempa MCER (BSE-2N) sehingga penggantian link setelah rusak dijamin dapat dilakukan. Praktik desain preskriptif HCW dengan RCB yang digunakan pada penelitian ini mampu membuat Demand to Capacity Ratio (DCR) deformasi elemen struktural, khususnya link, secara sigfinikan lebih baik daripada RC-DCW dengan DCB. Hasil studi mampu menunjukkan keandalan HCW dengan RCB sebagai suatu sistem struktur yang menawarkan kemudahan dalam perbaikannya pascagempa.