BAB 1 Muhammad Bintang Shabri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Muhammad Bintang Shabri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Muhammad Bintang Shabri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Muhammad Bintang Shabri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Muhammad Bintang Shabri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Muhammad Bintang Shabri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Muhammad Bintang Shabri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Muhammad Bintang Shabri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Daerah bekas tambang di bawah Jembatan Cipada memiliki potensi kerentanan
geoteknik akibat limpasan permukaan yang tinggi, terutama pada zona rawan
longsor di sekitar jalur tol dan jalur kereta cepat. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis besarnya debit limpasan permukaan serta memberikan rekomendasi
penanggulangan untuk meminimalisir risiko longsor. Data curah hujan periode
2014–2025 dari Stasiun Geofisika Bandung digunakan sebagai data utama, dengan
metode analisis hidrologi meliputi pemilihan distribusi probabilitas, uji kecocokkan
Chi-Square dan Smirnov-Kolmogorov, serta perhitungan intensitas hujan rencana
menggunakan metode Mononobe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi
Log Normal merupakan distribusi yang paling sesuai dengan data hujan. Intensitas
hujan rencana periode ulang 100 tahun dengan durasi 2 jam sebesar 28,99 mm/jam.
Terdapat lima catchment area, dengan Catchment 1 sebagai penyumbang debit
limpasan terbesar. Sub catchment 1F memiliki kontribusi paling signifikan dengan
debit 0,16 m³/s. Untuk mengendalikan limpasan yang menuju zona rawan longsor,
direncanakan delapan paritan dengan kapasitas debit yang disesuaikan dengan debit
masuk, di mana paritan 4 menerima debit terbesar sebesar 0,1106 m³/s.
Perpustakaan Digital ITB