digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Area curbside bandara merupakan salah satu elemen paling krusial dalam sistem transportasi sisi darat, karena menjadi titik pertemuan utama antara pergerakan kendaraan dan pejalan kaki. Aktivitas pickup dan drop-off penumpang yang berlangsung dalam intensitas tinggi, ditambah dengan kendaraan yang hanya melintas (through traffic), seringkali menimbulkan konflik arus, antrean panjang, serta keterlambatan, terutama pada jam sibuk. Permasalahan ini semakin kompleks karena keterbatasan ruang fisik di area curbside bandara yang tidak memungkinkan pelebaran jalan atau pembangunan infrastruktur baru secara masif. Oleh sebab itu, peningkatan kinerja lalu lintas di area curbside perlu dilakukan melalui strategi operasional yang memanfaatkan fasilitas eksisting. Penelitian ini dilakukan di Terminal 1 Bandara Internasional Hang Nadim dengan fokus pada kinerja lalu lintas kendaraan pickup/drop-off, kendaraan yang hanya melintas, serta pejalan kaki pada area zebra cross. Evaluasi kinerja dilakukan berdasarkan panjang antrean, waktu tempuh total, delay kendaraan, serta waktu tempuh pejalan kaki. Metodologi yang digunakan adalah pemodelan mikrosimulasi berbasis perangkat lunak dengan PTV Vissim. Simulasi mencakup kondisi eksisting dan beberapa skenario perbaikan, termasuk skenario pemisahan jalur (separated lane) dan penerapan double parking terbatas. Validasi model dilakukan dengan membandingkan hasil simulasi dengan data observasi lapangan pada aspek waktu tempuh kendaraan dan perilaku pejalan kaki. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada kondisi eksisting, antrean dan waktu tempuh kendaraan masih dalam kategori normal, namun terjadi potensi keterlambatan yang signifikan ketika volume kendaraan meningkat. Skenario separated lane terbukti memberikan kinerja paling konsisten dengan mampu mengurangi waktu tempuh total dan delay kendaraan, terutama untuk kendaraan iii yang hanya melintas. Keunggulan utama skenario ini adalah memisahkan arus kendaraan yang berhenti untuk pickup/drop-off dari kendaraan yang melintas, sehingga konflik dapat diminimalkan. Sementara itu, skenario double parking terbatas menunjukkan efektivitas yang lebih rendah. Meskipun dapat menambah kapasitas parkir sesaat, skenario ini justru berpotensi menambah kepadatan lajur dan memperpanjang antrean, sehingga tidak lebih baik dibandingkan kondisi tanpa perbaikan. Simulasi proyeksi tahun mendatang dengan mempertimbangkan peningkatan demand akibat pengembangan Terminal 2 memperlihatkan bahwa skenario separated lane tetap menjadi strategi paling efektif untuk menjaga kelancaran arus lalu lintas curbside. Distribusi delay kendaraan pada skenario ini relatif stabil dengan rentang yang masih sesuai rekomendasi ACRP, sementara skenario double parking hanya memberikan perbaikan terbatas. Analisis utilisasi curbside juga menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan lahan pada seluruh skenario masih berada di bawah ambang batas kritis, sehingga potensi overutilization belum menjadi isu. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa strategi operasional tanpa perubahan besar pada infrastruktur, khususnya pemisahan jalur kendaraan, dapat meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan sistem lalu lintas sisi darat bandara. Temuan ini memiliki implikasi penting bagi perencanaan transportasi bandara, terutama pada konteks pengembangan terminal baru yang berpotensi meningkatkan volume kendaraan secara signifikan. Dengan mempertimbangkan keterbatasan ruang fisik di area curbside, rekomendasi penelitian ini dapat menjadi acuan bagi pengelola bandara dalam merumuskan kebijakan manajemen lalu lintas yang lebih adaptif, efektif, dan berkelanjutan.