digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Yusuf Novianto Ramadhani
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

Gempa Cianjur yang terjadi pada tanggal 21 November 2022 dengan magnitudo Mw 5,6 menyebabkan kerusakan lebih dari 56.548 bangunan dan banyak korban jiwa. Gempa Cianjur terjadi pada zona patahan yang belum terpetakan sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis kontribusi deformasi pascagempa yang disebabkan oleh mekanisme poroelastic rebound menggunakan data GNSS. Data dari empat stasiun GNSS di daerah Cianjur digunakan untuk membuat tren pergeseran dalam komponen horizontal dan vertikal dari hari ke-5 hingga ke-25 setelah gempa utama. Model sesar dibuat untuk mendapatkan nilai coseismic slip. Coseismic slip dihitung berdasarkan momen seismik gempa, rigiditas, panjang, dan lebar bidang sesar. Nilai pergeseran dari stasiun CJR1 pada hari ke-25 untuk komponen Timur-Barat bernilai 0,44 cm, komponen Utara-Selatan bernilai 0,46 cm, dan komponen vertikal bernilai 0,67 cm. Nilai pergeseran dari stasiun CJR2 pada hari ke-25 untuk komponen Timur-Barat bernilai 0,25 cm, komponen Utara-Selatan bernilai -0,30 cm, dan komponen vertikal bernilai 1,05 cm. Nilai pergeseran dari stasiun CJR3 pada hari ke-25 untuk komponen Timur-Barat bernilai 0,38 cm, komponen Utara-Selatan bernilai -0,74 cm, dan komponen vertikal bernilai 1,72 cm. Nilai pergeseran dari stasiun CJR4 pada hari ke-25 untuk komponen Timur-Barat bernilai -0,38 cm, komponen UtaraSelatan bernilai 0,16 cm, dan komponen vertikal bernilai 0,52 cm. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa stasiun GNSS mengalami deformasi pascagempa dengan arah dan besar yang bervariasi pada komponen horizontal dan untuk komponen vertikal menunjukkan pergerakan uplift di semua stasiun, yang mengindikasikan terjadinya redistribusi tekanan pori. Nilai coseismic slip pada penelitian ini didapatkan sebesar 9,58 cm. Hasil model poroelastic rebound yang didapatkan menunjukkan bahwa pada gempa Cianjur 21 November 2022 tidak ada kontribusi poroelastic rebound yang signifikan. Poroelastic rebound mungkin saja sudah terjadi dan telah selesai dalam beberapa jam atau hari setelah terjadinya gempa bumi dan tidak sampai beberapa minggu.