digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Lila Nurrohmah
PUBLIC Open In Flip Book Devi Septia Nurul

Deformasi pascagempa (postseismic deformation) Lombok 2018 diinvestigasi menggunakan data Global Navigation Satellite System (GNSS). Data GNSS yang digunakan merekam pola deformasi beberapa hari setelah rangkaian gempa Lombok 2018. Dua mekanisme fisis deformasi pascagempa, yaitu afterslip dan viscoelastic relaxation, dianalisis pada penelitian ini. Viscoelastic relaxation dihitung menggunakan model viskoelastik Maxwell untuk model bumi berlapis. Model bumi berlapis yang digunakan merupakan model bumi kombinasi antara model kecepatan lokal hingga kedalaman 310 km dengan model kecepatan global AK135 untuk kedalaman yang lebih dalam. Distribusi afterslip di bidang sesar dimodelkan menggunakan inversi data geodetik berbasiskan Akaike's Bayesian Information Criterion (ABIC) untuk perhitungan slip. Dalam proses perhitungan afterslip, digunakan bidang sesar berukuran 100 km × 37 km, dengan bidang sesar bagian barat berukuran 30 × 37 km, bagian tengah berukuran 40 × 37 km, dan bagian timur berukuran 30 × 37 km. Pada setiap bidang sesar di bagi menjadi sub sesar yang berukuran 10 × 7,4 km. Bidang sesar di bagian barat memiliki strike 79°, sedangkan bidang sesar di bagian tengah dan timur memiliki strike 90° dan 101°. Pada perhitungan slip yang dilakukan, digunakan rake 93° untuk setiap sub sesar. Model reologi optimum terdiri dari lapisan elastis dengan ketebalan 35 km dan lapisan astenosfer dengan viskositas 2.0 × 1017 Pa s. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penerapan model kecepatan lokal menghasilkan lapisan elastis yang lebih tipis dan viskositas astenosfer yang lebih rendah, konsisten dengan kondisi tektonik di wilayah penelitian yang berada di zona back-arc.